Showing posts with label event. Show all posts
Showing posts with label event. Show all posts

Saturday, May 17, 2008

Otsukaresama deshita (TIF 2008)

Pfuuh... ngelap keringat dulu trus tarik napas dalam-dalam. Alhamdulillah, kesibukan Tsukuba Int'l Festival 2008 (TIF) selesai sudah. Dengan mengusung nama "Indonesia Corner", para pelajar Indonesia di Ibaraki (Tsukuba dan Mito) plus keluarganya bersibuk-sibuk ria menyiapkan event ini sejak awal April, hingga pelaksanaannya tanggal 10-11 Mei kemarin. Hasilnya?? Sukses boo.....

Padahal kita sempat ketar-ketir karena pada 2 hari itu cuacanya hujan gerimis dan agak berangin. Tapi selama bukan typhoon, show must go on! Syukur hari kedua, pas siang hujan berhenti tinggal mendungnya. Lumayan tuh.... bikin pengunjung stand Indonesia Corner tambah rame.

Apa aja sih isi stand Indonesia Corner? Yang jelas orang-orang Indonesia, hehehe... Soalnya daripada payungan di tengah gerimis mending berteduh di stand. Dan menurut teman (orang Jepang) yang sempat datang, katanya stand kita yang paling banyak orangnya. Dan kalo diliat dari jauh, bikin penasaran pengen mendatangi.

Trus, kita juga menjual makanan (food bazaar). Ada nasgor, nasi kuning, tempe goreng tepung dan aneka jajanan pasar. Yang paling diminati orang Jepang, tentu saja nasgor. Soalnya itu makanan Indonesia yang paling populer di Jepang. Apalagi nasgor-nya kita masak langsung di stand. Wangi bumbunya menyebar kemana-mana. Sampe aroma daging dari stand kebab Turki yang di sebelah kita, tertutup sama wangi nasgor deh kayaknya. Hihihi...

Selain makanan kita juga menjual barang-barang kerajinan seperti gantungan kunci, sandal, tas, dan alas makan (lunch mat) made in Indonesia. Barang-barang ini dapat lungsuran dari KBRI Tokyo. Kayaknya barang cuci gudang, karena sebelum dijual di TIF pernah juga (barang yang sama) dijual di Mito. Dan ga laku. Kemarin hari kedua kita diskon 50 %, baru laku. Harap maklum deh, namanya juga barang out of date.

Kalo liat hasil (materi) yang kita dapat, mungkin bagi sebagian orang nilainya tidak seberapa. Tapi kerjasama dan kebersamaan selama di rantau orang, benar-benar terasa saat ada event seperti ini. Maka, merugilah orang-orang yang tidak ambil bagian dalam kebersamaan seperti ini. Selain itu kami juga ingin menularkan kebahagiaan dengan sodara-sodara di tanah air, dengan menyumbangkan sebagian hasilnya untuk pendidikan sodara-sodara yang tidak mampu. Dan satu lagi yang ga kalah penting , lewat event ini kita mengenalkan Indonesia.

Visit Indonesia Year 2008, beautiful Indonesia!
Foto-foto hari
pertama dan kedua, silahkan di-klik ya..!

*Otsukaresama deshita : senang sudah bekerjasama (kira-kira artinya begitu).

Tuesday, April 29, 2008

Kunjungan ke JAXA

Sebenarnya ini acara wiken 2 minggu yang lalu. Waktu itu ada Tsukuba sciences week. Dalam setahun biasanya ada 2 kali event seperti ini, di musim semi dan gugur. Beberapa research center yang ada di Tsukuba (terutama lembaga nasional Jepang) mengadakan open house, jadi bisa ngeliat-liat isi lab-nya. Event ini merupakan salah satu cara menambah pengetahuan bagi anak-anak ataupun orang dewasa. Jadi kita-kita yang awam bisa nambah pengetahuan lewat acara ini. Dan bagi anak-anak, acara ini bermanfaat untuk memancing rasa ingin tahunya karena selain diberi penjelasan, tanya jawab juga diijinkan untuk mencoba/mempraktekkan peralatan yang ada di masing-masing research center tersebut.

Research center yang saya kunjungi adalah JAXA. Japan Aerospace and eXploration Agency (JAXA) itu mirip seperti NASA yang ada di Amerika itu.... Di Jepang, lokasi research center JAXA ada ada di beberapa tempat dengan spesifikasi tertentu. Nah yang di Tsukuba ini, spesifikasi-nya roket dan satelit. Info lebih lengkap silahkan baca di sini ya... Ada pilihan English kok.

Tidak hanya JAXA sih yang mengadakan open house, tapi waktu itu teman-teman pada antusias untuk melongok isi JAXA jadi saya pun ikut bergabung. Padahal 2 tahun sebelumnya saya dan suami juga sudah pernah ke sana. Ga papa deh, pergi lagi rame-rame. Kita di JAXA cuma dari jam 10-12 siang. Soalnya banyak ga ngerti penjelasannya. Habis ngejelasinnya pake bahasa Jepang coba pake English, belum tentu juga saya ngerti. Hihihihi.... jadinya kunjungan ke sana buat foto-foto sambil ngumpulin stamp/stempel dari tiap lab. Hasil ngumpulin stamp itu saya dapat 2 pin berbentuk satelit dan 3 lembar kartu pos bergambar roket dan foto bumi.

Tadinya saya dan suami masih ingin mengunjungi open house researh center yang lain. Berhubung cuaca mendung berangin dan diramalkan sorenya akan turun hujan, akhirnya kita ga jadi melanjutkan rencana. Moga-moga ntar musim gugur kita masih punya kesempatan untuk berkunjung.

Selanjutnya biarkan foto yang bercerita.....
Dari main gate aja udah tersedia roket.
Mampir ke lab yang ada roket lagi.Yuhuu.... jadi astronot nih!
Antri nunggu stempel demi mendapatkan hadiah.

Wednesday, February 27, 2008

Makabe Hinamatsuri'08







Dah direncanakan sejak 2 minggu yang lalu, akhirnya tour ke Makabe Hinamatsuri bersama teman-teman Bunga Melati terealisasi juga.

Makabe terletak di kaki gunung Tsukuba, sebuah desa yang sudah cukup modern tapi masih tetap mempertahankan gaya tradisonalnya. Termasuk bangunan rumah penduduk yang masih bergaya seperti rumah-rumah di film Oshin. Masih ingat film Oshin kan??!

Sejak 3 Februari sampai 3 Maret, setiap tahun warga desa Makabe menghias bagian depan rumah/toko dengan boneka-boneka Hinasama (yang ada di foto). Boneka ini boleh dikatakan sebagai kekayaan keluarga yang diwariskan secara turun menurun. Tentu saja yang mendapat warisan ini anak perempuan.

Tradisi memajang boneka Hinasama sudah dimulai sejak Edo period (17 abad yang lalu) dan dilakukan di seluruh Jepang, terutama keluarga yang memiliki anak perempuan. Di desa Makabe, tradisi ini dijadikan salah satu program untuk menarik wisatawan.

Tradisi ini (menurut orang Jepang) dimaksudkan untuk mengharapkan kebaikan, kesejahteraan dan kebahagian bagi anak perempuan. Pokoknya harapan-harapan yang baik untuk anak perempuan. Sehingga di jepang setiap tanggal 3 Maret diperingati sebagai hari anak perempuan.

Foto-foto di atas memperlihatkan koleksi boneka Hinasama sejak periode Edo (tahun 1603-1868, 2 foto yang paling atas) sampai sekarang. Trus foto paling bawah, fotografer amatir yang lagi narcis.:P Douzo mite kudasai!

Monday, November 05, 2007

Cerita Lebaran (part 2)

Ini sambungan cerita sebelumnya. Moga-moga ga dianggap cerita basi ya....:D

Seperti tahun-tahun sebelumnya, warga Indonesia yang tinggal di Tsukuba dan sekitarnya kembali ngadain halal bihalal. Pelaksanaannya tanggal 20 Oktober. Telat??? Ga juga sih, soalnya acara ini dari kita untuk kita jadi timing disesuaikan dengan kesiapan kita-kita yang ketiban amanah buat nyiapin acaranya juga schedule teman-teman lainnya. Pas tanggal 1 syawal, teman-teman ada yang mau sholat Ied di SRIT dan sebagian lagi ada undokai di sekolah anak-anaknya. Makanya halal bihalal diundur satu minggu.#:-S

Kalau ada sensus penduduk (khusus warga Indonesia), jumlah pelajar dan pekerja plus anggota keluarganya yang berdomisili di Tsukuba dan sekitarnya mungkin lebih dari 100 orang. Namun yang hadir pada acara itu hanya sepertiga-nya. Sebagian besar teman-teman pekerja berhalangan hadir. Walaupun demikian, acara tetap berlangsung lancar dan meriah.;;)

Dokumentasi lengkapnya, termasuk behind the scene plus komentar bisa dilihat di sini ;)

Friday, October 19, 2007

Cerita Lebaran (part 1)

Tahun lalu, kita bersama teman-teman sholat Eid di SRIT trus dilanjutkan ke KBRI menghadiri open house dan ramah-tamah dengan pak Dubes. Tahun ini, kita ga ke SRIT walaupun teman-teman tetap ada yang pergi karena lebarannya bertepatan dengan hari libur. Dapat bocoran info kalo hari libur SRIT penuh banget, bahkan sholat Eid-nya sampe 2 kloter. Setelah memperhatikan dan menimbang, daripada nanti luntang-lantung ga karuan trus sholat Eid jadi ga jelas akhirnya diputuskan sholat Eid di Tsukuba aja.

Hari Minggu-nya kita jalan. Niatnya mau Tour D' Masjid yang ada di Tokyo, mau ngunjungi masjid Tokyo Jami' dan Japan Islamic Center. Ndilalah.... cuaca mendung dan semakin sore semakin dingin. Ga kuat dinginnya euy.... Jadinya cuma ngunjungi masjid Tokyo Jami' aja. Masjid ini juga sering disebut masjid Turki karena diorganisir oleh asosiasi muslim Turki di Tokyo. Selain itu juga dikenal dengan masjid Yoyogi karena letaknya di daerah Yoyogi (Tokyo). Akses-nya juga gampang karena letaknya tidak terlalu jauh dari stasiun kereta (subway) Yoyogi Uehara. Alhamdulillah sempat sholat dan jeprat-jepret di sekitar masjid tersebut. Selama hampir 4 tahun tinggal di negeri sakura akhirnya bisa juga mengunjungi masjid yang bangunannya seperti masjid-masjid umumnya. Kalo masjid di Tsukuba hampir ga ada beda seperti bangunan rumah orang Jepang aja.

Dua hasil jepretan diatas adalah bangunan masjid dilihat dari luar (jalan), selebihnya dekorasi kubah di bagian dalam dan dinding luar masjid yang menghadap parkiran (di dinding tersebut ada kaligrafi ayat kursi).

Thursday, October 11, 2007

Eid Mubarak 1428 H

Taqobbalallahu minna wa minkum,
Shiamana wa shiamakum...
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon maaf lahir & bathin

-Luki & Shinta-

Thursday, September 06, 2007

Malam Cinta Indonesia 2007

Finally, summer project teman-teman Indonesia bekerja sama dengan Merah Putih Kai (organisasi masyarakat Jepang pecinta Indonesia di Tsukuba) selesai juga. Setelah dipersiapkan sejak pertengahan bulan Juli lalu, Sabtu, 1 September kemarin adalah puncak pelaksanaannya. Terlepas dari kekurangan di sana-sini, teman-teman telah menampilkan pertunjukkan yang memukau untuk masyarakat Tsukuba. Mina san, otsukare sama deshita. Dokumentasi acara tersebut bisa dilihat di sini.

Semoga dengan acara ini, Indonesia lebih dikenal oleh masyarakat Jepang. Bukan hanya Bali saja yang ada di Indonesia melainkan daerah-daerah lainnya yang juga memiliki keindahan dan karakteristik yang khas. Semoga pula, tidak ada lagi yang bingung antara Indonesia dan Indo (India, orang Jepang menyebutnya Indo). Soalnya pas acara yang ini, ada pengunjung yang bertanya "Indonesia itu Indo/India bagian mana? Utara, selatan, timur atau barat kah?" Sebel deh, Indonesia dan India kan jelas-jelas beda! Harapan ke depan, kejadian seperti ini ga terulang lagi.

For the next is Ramadhan project. Waah... kalo ini lebih menjadi private project kali ya ???!! Bila selama berinteraksi di dunia per-blog-an ini ada kesalahan ataupun hal-hal yang membuat teman-teman blogger sakit hati, saya mohon maaf. Ayoo kita songsong Ramadhan yang mulia dengan hati bersih dan penuh semangat! Jaa, ganbarimasu...!!!

Tuesday, September 19, 2006

Aoki's Country Villa in Nasu

Bila berjalan-jalan ke Tochigi prefecture bagian utara, ada salah satu tempat menarik yang sayang bila dilewatkan. Tempat itu adalah vila musim panas milik Shuzo Aoki yang terletak di desa Nasu. Selain vila, disekitarnya juga terdapat perkebunan sayur serta peternakan sapi yang juga dimiliki oleh Aoki. Penduduk setempat biasa menyebutnya ‘Aoki Tei’.

Shuzo Aoki (1844-1914) adalah salah satu diplomat terkenal pada masa pemerintahan kaisar Meiji. Selama karir diplomatnya, dia pernah menjabat sebagai duta besar Jepang untuk Jerman, setelah itu sebagai menteri luar negri. Nama aslinya adalah Genmei Miura. Namun sejak diadopsi oleh keluarga Aoki, namanya menjadi Shuzo Aoki.

Di akhir usia 20 tahun, Aoki melanjutkan sekolahnya ke Berlin, Jerman. Di Berlin pula ia bertemu dengan seorang putri bangsawan, Elizabeth von Rade. Mereka menikah di Bremen pada tanggal 20 April 1877. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Hana.

Aoki tei didirikan sebagai tempat peristirahatan musim panas pada tahun 1888. Sebuah vila dengan gaya arsitektur Jerman yang didisain oleh Tsumunaga Matsugasaki. Meskipun strukturnya seperti bangunan di Eropa, namun materialnya terdiri dari kayu-kayu. Mungkin ini disesuaikan dengan kondisi geologi Jepang yang sering dilanda gempa.

Aoki bersama istri dan anaknya sering menghabiskan masa liburannya di vila (Aoki tei) itu. Memasuki gerbang utama, di sebelah kiri dan kanan jalan masuk, berjejer pohon-pohon yang menjulang tinggi. Semakin mendekati tangga beranda, terhampar halaman rumput yang luas. Tidak terlalu banyak bangunan yang ada di sekitar tempat itu. Namun Aoki tei tampak sangat menyolok karena bangunannya yang luas, bertingkat dan gaya arsitekturnya yang berbeda dengan bangunan di Jepang pada umumnya.

Di dalam bangunan vila, selain foto-foto juga dipamerkan barang-barang koleksi pribadi. Mulai dari pakaian resmi kebesaran, furniture sampai kereta kuda kuno seperti yang biasa dinaiki para bangsawan Eropa jaman dulu.

Unik sekali. Berada di dalam Aoki tei, solah-olah waktu berputar ke masa lalu. Suasananya seperti film-film yang ber-setting tentang kehidupan di Eropa sebelum abad 20. Sayang sekali waktu berkunjung ke sana tidak membawa kamera sehingga tidak dapat mengabadikan barang-barang antik yang ada disana.

Sunday, August 27, 2006

Art Town Tsukuba

image1Tsukuba summer festival 2006 has been held for two days, August 26-27. This year, "Art Town Tsukuba" has been the theme. And these are same pictures of that moment.


image2image3image4

Tuesday, July 04, 2006

Tanabata Matsuri



Mendekati tanggal 7 Juli, di tempat-tempat umum (hampir di seluruh wilayah Jepang) seperti mal, supermarket, stasiun dan tepi jalan akan ditemui pohon bambu yang dihiasi dengan kertas warna-warni. Ada apakah gerangan??? Tanabata Matsuri yang menjadi jawabannya. Tanabata matsuri atau festival bintang adalah salah satu tradisi Jepang yang berdasarkan pada legenda China.

****

Alkisah dewa langit mempunyai seorang putri cantik yang bernama Orihime (putri penenun) dan dikenal sebagai bintang Vega. Setiap hari Orihime selalu menenun pakaian yang indah untuk ayahnya. Sang dewa pun sangat menyukai pakaian yang dibuat putrinya itu.
Suatu hari dewa melihat Orihime tidak menenun dan tampak sedih. Ternyata Orihime merasa jenuh selalu menenun. Akhirnya sang dewa mencarikannya seorang pemuda sebagai teman. Pemuda itu adalah Kengyuu (bintang Altair), seorang penggembala sapi yang rajin.

Orihime merasa senang sekali dan mereka pun saling jatuh hati. Mereka selalu berusaha untuk bertemu, hingga melalaikan pekerjaannya. Dewa tidak lagi memiliki baju-baju yang bagus untuk dipakai. Dan Kengyuu juga menelantarkan sapi-sapi piaraannya. Dewa mengingatkan tentang pekerjaan mereka, namun mereka tidak mengindahkan peringatan itu.

Melihat keadaan ini, sang dewa menjadi sangat murka. Sebagai hukuman, dewa memaksa mereka tinggal pada masing-masing sisi Ama no gawa (The Milky Way) yang berlawanan agar mereka tidak dapat bertemu satu sama lain.

Dipisahkan dari pujaan hatinya membuat Orihime sedih dan selalu menangis setiap hari. Dewa pun merasa kasihan sehingga ia memberikan harapan. Bila Orihime dan Kengyuu tetap berkerja keras, dewa memperkenankan mereka bertemu satu sama lain sekali setahun. Pada malam ketujuh bulan tujuh (kalender lunar), mereka bisa menyebrangi ama no gawa untuk saling bertemu. Dan bila malam itu hujan, ama no gawa banjir, maka magpies (sejenis burung air) akan membentangkan sayapnya menjadi jembatan temporer bagi Orihime dan Kengyuu.

*****

Berdasarkan legenda tersebut, setiap tanggal 7 Juli orang –orang Jepang merayakannya dengan menggantungkan kertas (disebut tanzaku) berisi pengharapan pada pohon bambu yang diberi hiasan warna-warni. Pohon bambu itu disebut sasa. Tanggal 7 bulan 7 dipercaya sebagai hari keberuntungan. Perayaan tanabata terbesar tiap tahun diadakan di Sendai (Miyagi prefecture) dan untuk regional kanto diadakan di Hiratsuka (Kanagawa prefecture). Bila perayaan berakhir (biasanya sampai Obon matsuri/Festival arwah), sasa dihanyutkan ke sungai untuk menjauhkan mereka dari kesialan.

Mengapa memohon harap hanya pada satu waktu dengan menulis tanzaku dan menggantungnya pada sasa??? Padahal ada tempat yang lebih layak untuk memohon harap. Dia maha melihat dan maha mendengar. Selemah apapun suara hati, Dia pasti akan mengetahuinya. Dan Dia maha tahu apa yang terbaik bagi kita. Hanya padaNya kita memohon harap. (-dari berbagai sumber-)

Thursday, June 15, 2006

A Note from Charity for Yogya

Yogya masih berduka. Setelah gempa yang meluluh lantakkan wilayah Yogya dan Jateng, sekarang bahaya Merapi juga masih mengancam. Entah kapan ancaman ini akan berakhir. Tak satupun dari kita yang tahu. Hanya Dia yang tahu, karena Dia yang berkehendak dan Dia pula yang punya kuasa untuk menghentikannya.

Sebagai wujud kepedulian terhadap bencana yang terjadi di Yogya dan Jateng, beberapa waktu lalu diadakan kegiatan penggalangan dana untuk korban gempa. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari, berlokasi di sekitar Tsukuba Center. Walaupun pada hari kedua cuaca kurang bersahabat (seharian Tsukuba diguyur hujan) namun kegiatan tetap dilangsungkan. Hanya saja waktu pelaksanaannya lebih singkat dibanding hari pertama. Apresiasi warga Tsukuba terhadap kegiatan ini juga baik. Karena selama kurang lebih seminggu sejak gempa itu terjadi, berita tentang gempa tersebut selalu ditayangkan di TV Jepang. Termasuk pula berita tentang lambannya penyaluran bantuan bagi korban gempa. Sehingga tidak susah menjelaskan kepada mereka tentang kondisi korban di lokasi gempa.

Tahun lalu, kegiatan serupa juga pernah diadakan untuk membantu korban tsunami Aceh. Tetapi dalam format yang berbeda. Kegiatannya bersamaan dengan Tsukuba Int`l Fair ‘05, dimana 20 % hasil penjualan (makanan) disumbangkan bagi korban tsunami Aceh. Namun dana yang berhasil dikumpulkan dari kedua kegiatan (untuk Yogya maupun Aceh) relatif sama.

Waktu penggalangan dana untuk Aceh, panitia harus melakukan banyak pekerjaan. Mulai dari rapat persiapan sampai hari pelaksanaannya harus bergantian stand by di tenda melayani pengunjung. Tapi untuk Yogya berbeda, panitia yang bekerja pun tidak perlu banyak orang. Karena format kegiatannya hanya menyediakan kotak sumbangan dan memajang foto-foto kondisi Yogya setelah diamuk gempa. Bagi yang tertarik untuk menyumbang, silahkan datang langsung ke kotak sumbangan.

Sekilas, kegiatan ini hampir sama seperti (maaf) pengemis yang meminta-minta di pinggir jalan. Hanya saja tujuannya yang berbeda, dalam hal ini mengemis untuk membantu orang lain bukan untuk kepentingan sendiri. Jadi kasarnya bisa disimpulkan bahwa mengemis untuk menbantu orang lain, derajatnya lebih mulia. Dan derajat kemuliaan manusia dapat dilihat dari sejauh mana dirinya bermanfaat bagi orang lain. Seperti hadist riwayat Bukhari, “Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.”

Mari kembali ke topik penggalangan dana. Melihat dana yang berhasil dikumpulkan selama dua hari itu, tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga, hanya menunggui kotak sumbangan saja dan juga tidak perlu keahlian khusus, hasilnya sama dengan berjualan makanan (yang memerlukan keahlian marketing dan tata boga) di tenda selama dua hari. Pantas saja jumlah peminta-minta di tanah air belakangan ini meningkat. Tak heran kalau sering dijumpai para peminta-minta yang sebenarnya masih muda, kuat dan sehat. Mungkin karena tidak punya keahlian, mereka memilih jadi pengemis. Atau mungkin juga karena kemalasan.

Namun harus selalu diingat bahwa, apapun yang kita kerjakan jangan terlalu mengutamakan hasil. Yang diutamakan adalah niat dan usaha. Seperti juga orang Jepang yang selalu berujar “ganbare....!!” atau “ganbatte.... !!” Itu semua untuk memotivasi agar selalu berusaha dengan baik. Hasilnya sukses ataupun gagal, itu urusan belakangan. Yang penting berusaha dulu.

Saturday, June 10, 2006

Demam World Cup 2006


Genderang World Cup 2006 (WC 2006) telah dibunyikan sebagai tanda dimulainya perhelatan kompetisi sepak bola paling bergengsi di dunia. Sebanyak 32 negara akan berlaga untuk menjadi pemenang. Bahkan Montenegro yang baru memproklamirkan pemisahan dengan Serbia (21 Mei yang lalu) juga tak ketinggalan, meskipun di WC 2006 ini mereka berjuang dalam satu tim. Tidak hanya di Jerman (tuan rumah), gemanya pun sampai ke seluruh dunia. Bisa dipastikan, selama sebulan kedepan kita akan disuguhi segala sesuatu yang berbau WC 2006. Pecinta sepak bola ataupun tidak, suguhan itu akan tetap ada.

Bagi para pecinta sepak bola, moment ini adalah saat yang paling ditunggu-tunggu. Bahkan salah satu rumah sakit besar di Bandung, sengaja menyediakan pesawat TV bagi petugas jaga kamar jenazah agar bisa menyaksikan acara ini. Tempat-tempat keramaian pun, memanfaatkan moment ini untuk menarik pengunjung. Semua jadi ikut `demam WC 2006`.

Namun harap berhati-hati dengan demam yang satu ini. Sebagaimana diketahui, sebagian besar pertandingannya disiarkan secara langsung oleh stasiun TV yang memegang hak siar WC 2006. Bagi yang tinggal di negara asia timur/tenggara, termasuk Indonesia dan Jepang, acaranya disiarkan mulai tengah malam yang notabene adalah waktu istirahat. Bagi para pecinta sepak bola, jangan sampai produktivitas kerja terhambat atau menurun akibat nonton WC 2006. Gara-gara nonton, jadi kesiangan dan ide-ide kreatif yang sering muncul pagi-pagi jadi ngabur semua !!

Ataukah perlu adanya perubahan jam biologis khusus bagi pecinta sepak bola?? Jam kerja dipindah, yang awalnya pagi - sore dirubah jadi sore – malam. Terus tengah malam dilanjutkan nonton sampai selesai. Pagi sampai siang menjadi waktu istirahat. Kalau begini, jadi seperti pekerja shift malam ya?! Atau seperti kelelawar?!


Thursday, June 01, 2006

Father`s day

Chichi no hi tahun ini jatuh pada tanggal 18 Juni. Tiap tahun tanggalnya selalu berubah, tapi yang jelas pada hari minggu ketiga bulan juni. Berbeda dengan di Indonesia, di Jepang selain hari ibu juga diperingati hari ayah. Hari ibu diperingati tiap hari minggu kedua bulan Mei, kalo di Indonesia kan 22 Desember. Kurang tahu juga kenapa hari ayah jatuhnya kok di bulan Juni? Ada yang tau sejarahnya?

Lain lagi di Korea (Korsel,maksudnya), di sana tidak ada hari ibu maupun hari ayah. Yang ada hari orang tua. Tanggalnya, lupa euy.....:( Padahal waktu itu pernah dikasih tahu. Alkisah dulu di Korea, hari ibu dan hari ayah diperingati terpisah. Tapi sekarang dijadikan satu hari. Alasannya biar anak-anak bisa kasih hadiah ke ortu-nya pada hari yang sama. Kalo harinya terpisah, trus salah satu aja yang dapat hadiah, takutnya yang satu lagi bisa ngiri kali yaa....:D :D

Ceritanya, tahun ini aku pengen kasih hadiah buat babe. Mau kasih surprise gitu lhoo....Tapi belum ada ide niiih... Mau ngasih apa ya? Sebenarnya toko-toko dan supermarket sudah banyak menawarkan pilihan hadiah, tapi kok belum ada yang sreg dengan hatiku.

Pernah sambil bercanda aku tanyain, "kalo ada yang mau kasih hadiah, babe pengen dikasih apa?"
Jawabnya, "Emangnya siapa sih yang mau kasih hadiah? Trus dalam rangka apa?"
Lhaa... jadi bingung aku ngejawabnya. Tar kalo diceritain jadi ga surprise dong.... :)
Aku bilang aja, "Maybe someone wanna give U a present."
"Baru `mungkin` kan??! Berarti bisa iya or ga dong...!"
Tambah bingung deh aku. Maksudnya pengen ngorek, eh malah tambah ga jelas.
Ya udah, ntar sambil jalan dipikirin deh....


*Chichi no hi : father`s day

Sunday, May 21, 2006

TBIC Cup


Thomas & Uber Cup 2006 yang diselenggarakan di Jepang sudah berakhir, dan timThomas Indonesia kalah telak 0-3 oleh tim China di semi final. Waah.. tahun ini gagal lagi masuk final seperti 2 tahun yang lalu. Kalo tim Uber Indonesia kemana aja ya....??.

Karena semangat Thomas Cup masih ada, teman-teman berencana ngadain kejuaraan TBIC Cup (TsukuBa Int`l Center). Disebut TBIC Cup karena tempatnya minjam lapangan badminton indoor di TBIC termasuk peralatannya (net, raket dan shuttle cock). Lumayan bisa pinjam gratis, karena ada "orang dalam". Arigatou, buat "orang dalam" yang dah ngusahain tempat dan peralatannya.

Kejuaraan diadakan selama 1 hari dari pagi sampe sore, mulai dari babak penyisihan, semi final dan final. Berbeda dengan kejuaraan thomas & Uber Cup yang memerlukan waktu berhari-hari, TBIC Cup cukup satu hari saja. Karena sebelumnya sudah diadakan proses seleksi. Seleksi yang dimaksud adalah siapa saja yang bisa main badminton dan siapa saja yang bisa datang ke TBIC pada hari kejuaraan berlangsung. Memang siihh setelah diseleksi, ga banyak yang bisa ikutan tapi lumayanlaah....

Pemenang kejuaraan ini mendapatkan hadiah sebagai berikut :
- Tubuh tambah segar dan bugar
- Keringat banyak bercucuran
- Karena jarang olahraga, malamnya badan pegel-pegel semua.... :D

Kejuaraan ini ditutup dengan makan bersama (tapi bayar sendiri-sendiri) di kantin TBIC.

Tuesday, May 16, 2006

Tsukuba Int`l Fair 2006



Irashaimasee... Irashaimasee... Indonesia no ryouri ikaga desu ka?? (Silahkan datang.... Silahkan datang.... Ingin nyobain makanan Indonesia ga??, begitu kira-kira artinya).

Kalimat tersebut diteriakkan dengan semangat oleh teman-teman yang berada di sekitar stand makanan Indonesia. Seperti tahun lalu, tahun ini pelajar Indonesia kembali ikut berpartisipasi dalam event Tsukuba Int`l Fair yang berlangsung selama dua hari, 13-14 Mei 2006. Event ini adalah kegiatan tahunan yang diadakan oleh Tsukuba Cultural Foundation yang bertujuan untuk menjalin persahabatan dan saling mengenalkan kebudayaan antar negara. Partisipan yang menjadi peserta adalah organisasi-organisasi warga asing yang ada di Tsukuba dan sekitarnya. Termasuk pula Indonesia.

Sebagian besar stand memperkenalkan sekaligus menjual makanan khas negaranya. Seperti tahun lalu, stand Indonesia juga didominasi oleh beraneka ragam makanan khas Indonesia. Serta memamerkan beberapa cinderamata dan barang-barang kesenian. Beberapa orang panitia yang bertugas di stand Indonesia juga mengenakan pakaian daerah untuk menarik perhatian pengunjung dan semakin meramaikan stand.

Hari pertama, pengunjung tidak terlalu ramai karena pada hari tersebut hujan mengguyur kota Tsukuba sejak pagi hingga malam. Cuaca juga lebih dingin daripada biasanya, yang mungkin menyebabkan warga Tsukuba enggan untuk keluar rumah.
Syukurlah hari kedua cuaca lebih bersahabat dan pengunjung pun lebih ramai. Warga Indonesia yang tinggal di sekitar Tsukuba juga banyak yang datang.

Sekali merengkuh dayung, 2 – 3 pulau terlampau. Mungkin peribahasa tersebut dapat dipakai untuk menggambarkan fungsi event ini. Karena walaupun tinggal satu kota namun karena berbagai kesibukan, tidak setiap hari atau setiap minggu warga Indonesia yang tinggal di sekitar Tsukuba bisa bertemu. Event ini selain untuk mengenalkan Indonesia juga berfungsi sebagai ajang saling silaturahmi antar warga Indonesia. Bahkan ada salah seorang teman yang sudah 3 tahun menetap di Tsukuba, tapi baru tahu kalau orang Indonesia yang tinggal di Tsukuba ternyata banyak juga. Tidak hanya yang berprofesi pelajar atau pekerja, tapi juga ada yang menikah dengan warga Jepang.

Semoga event-event seperti ini bisa semakin mengenalkan Indonesia dan dapat memberi kesan baik dihati warga Jepang dan warga asing lainnya.


Foto-foto lainnya bisa dilihat di
http://6310.teacup/masyarakat_indonesia_ibaraki_jepang/bbs