Sunday, December 16, 2007

Resep Arkeolog

Novel bertema cinta yang romantis mungkin biasa kita temukan tapi kalau mau yang lebih dari cerita cinta, baca aja novel-novel karya Habiburrahman El Shirazy (kang abik). Cerita yang beliau sajikan bukan sekedar bertema cinta tapi sarat nilai-nilai religius pembangkit semangat. Sebut saja novel best seller "Ayat-ayat Cinta", orang yang masih punya "hati" pasti akan tersentuh dengan cerita novel tersebut.

Tahun 2007 ini kang Abik kembali menerbitkan novel "Ketika Cinta Bertasbih" (jilid 1 dan 2). Dalam novel "Ketika Cinta Bertasbih 2" (baru terbit November kemarin lho.....) ada ungkapan yang berkesan buat saya. Ungkapan itu bukan berasal dari pengarang novel tersebut tetapi beliau kutip dari kalimat yang pernah disampaikan oleh Agatha Christie (novelis juga).

@};-Suami yang paling baik bagi perempuan adalah seorang arkeolog. Makin tua perempuan itu, makin cinta dan tergila-gila suaminya itu padanya.@};-

Sebuah ungkapan yang memang pantas untuk dijadikan sebagai salah satu resep melanggengkan pernikahan. Tentu saja yang dituntut untuk mempunyai jiwa arkeolog bukan hanya suami tapi juga istri. Semakin bertambah usia pernikahan suatu pasangan semakin kuat rasa cinta yang tumbuh di antara mereka. So sweet...... :x

Thursday, December 06, 2007

Penyakit Musim Dingin

Musim dingin datang lagi nih..... Mulai 2004, 2005, 2006 sampe sekarang 2007, berarti dah empat kali musim dingin yang saya lalui di negeri sakura ini. Waktu melewati musim dingin pertama, rasanya gimanaaa gituu.... Bayangin aja, siang lebih pendek dibanding malam sehingga suami pulang ke rumah lebih cepat dibanding musim panas. Kalo musim panas suami baru pulang jam 9 malam, musim dingin jam 6 dia dah sampe rumah. Soalnya jam 6-an (kalo di Indonesia masih sore kali ya?!) dah gelap, dah waktunya sholat isya dan dingin lagi. Trus yang rasanya seperti mimpi waktu pertama kali liat salju. Waah... senang banget deh :x Harap maklum ya, sebagian besar orang yang berasal dari daerah tropis kalo pergi ke daerah sub-tropis (4 musim) pasti pengen liat salju.

Tapi musim dingin ga selalu bikin senang. Apalagi buat yang pertama kali mengalaminya. Kulit kering sampai pecah-pecah dan pedih, sering kali terjadi. Lha wong... penduduk asli sini yang setiap tahun melalui musim dingin aja masih sering begitu, apalagi buat pendatang yang belum bisa beradaptasi. Ditambah lagi listrik statis yang bikin kesetrum dimana-mana, terasa cukup mengganggu kenyamanan#-o

Ada lagi nih penyakit musim dingin yang lainnya. Penyakit malas bergerak. Padahal kalo dingin-dingin harusnya banyak bergerak supaya badan terasa hangat. "Bergerak" di sini maksudnya bukan olahraga atau apa. Mungkin aja penyakit ini cuma terjadi pada saya.

Kalo dah sampe (kamar) asrama dan ga ada rencana mau keluar ataupun menyelesaikan pekerjaan di kamar biasanya saya langsung ambil posisi nyaman :D/ Duduk sambil masukin kaki ke bawah meja dan tanganpun ditutupi selimut penutup kotatsu. Kotatsu adalah meja yang dilengkapi pemanas listrik di bagian bawahnya dan ditutupi selimut tebal yang terjuntai sampai ke lantai. Selimut itu bikin panas yang dihasilkan terperangkap di bawah meja saja. Gimana ga nyaman kalo suhu dingin, kaki dan tangan kita ada di bawah meja tersebut. That's exactly what I meant. Sebelumnya, segala keperluan seperti remote TV, minuman anget plus makanan/cemilan serta keperluan lainnya dah diletakkan di atas meja itu. Nah... kalo dah posisi uenak begini, kecuali hal-hal darurat aja yang bisa memaksa saya melepaskan kenyamanan itu[-X Keterangan lebih lengkap tentang kotatsu silahkan baca di sini ya....!

Celakanya kalo suami dah pulang dan minta bikinin atau ngambilkan sesuatu dan saya menganggap itu bukan termasuk hal darurat , dengan berbagai cara saya akan menolaknya. Suami saya bilang, "kamu kalo dah selimutan di meja kotatsu, kambuh deh penyakit musim dinginnya. Ga mau pindah dari kotatsu.":P

Monday, November 05, 2007

Cerita Lebaran (part 2)

Ini sambungan cerita sebelumnya. Moga-moga ga dianggap cerita basi ya....:D

Seperti tahun-tahun sebelumnya, warga Indonesia yang tinggal di Tsukuba dan sekitarnya kembali ngadain halal bihalal. Pelaksanaannya tanggal 20 Oktober. Telat??? Ga juga sih, soalnya acara ini dari kita untuk kita jadi timing disesuaikan dengan kesiapan kita-kita yang ketiban amanah buat nyiapin acaranya juga schedule teman-teman lainnya. Pas tanggal 1 syawal, teman-teman ada yang mau sholat Ied di SRIT dan sebagian lagi ada undokai di sekolah anak-anaknya. Makanya halal bihalal diundur satu minggu.#:-S

Kalau ada sensus penduduk (khusus warga Indonesia), jumlah pelajar dan pekerja plus anggota keluarganya yang berdomisili di Tsukuba dan sekitarnya mungkin lebih dari 100 orang. Namun yang hadir pada acara itu hanya sepertiga-nya. Sebagian besar teman-teman pekerja berhalangan hadir. Walaupun demikian, acara tetap berlangsung lancar dan meriah.;;)

Dokumentasi lengkapnya, termasuk behind the scene plus komentar bisa dilihat di sini ;)

Friday, October 19, 2007

Cerita Lebaran (part 1)

Tahun lalu, kita bersama teman-teman sholat Eid di SRIT trus dilanjutkan ke KBRI menghadiri open house dan ramah-tamah dengan pak Dubes. Tahun ini, kita ga ke SRIT walaupun teman-teman tetap ada yang pergi karena lebarannya bertepatan dengan hari libur. Dapat bocoran info kalo hari libur SRIT penuh banget, bahkan sholat Eid-nya sampe 2 kloter. Setelah memperhatikan dan menimbang, daripada nanti luntang-lantung ga karuan trus sholat Eid jadi ga jelas akhirnya diputuskan sholat Eid di Tsukuba aja.

Hari Minggu-nya kita jalan. Niatnya mau Tour D' Masjid yang ada di Tokyo, mau ngunjungi masjid Tokyo Jami' dan Japan Islamic Center. Ndilalah.... cuaca mendung dan semakin sore semakin dingin. Ga kuat dinginnya euy.... Jadinya cuma ngunjungi masjid Tokyo Jami' aja. Masjid ini juga sering disebut masjid Turki karena diorganisir oleh asosiasi muslim Turki di Tokyo. Selain itu juga dikenal dengan masjid Yoyogi karena letaknya di daerah Yoyogi (Tokyo). Akses-nya juga gampang karena letaknya tidak terlalu jauh dari stasiun kereta (subway) Yoyogi Uehara. Alhamdulillah sempat sholat dan jeprat-jepret di sekitar masjid tersebut. Selama hampir 4 tahun tinggal di negeri sakura akhirnya bisa juga mengunjungi masjid yang bangunannya seperti masjid-masjid umumnya. Kalo masjid di Tsukuba hampir ga ada beda seperti bangunan rumah orang Jepang aja.

Dua hasil jepretan diatas adalah bangunan masjid dilihat dari luar (jalan), selebihnya dekorasi kubah di bagian dalam dan dinding luar masjid yang menghadap parkiran (di dinding tersebut ada kaligrafi ayat kursi).

Thursday, October 11, 2007

Eid Mubarak 1428 H

Taqobbalallahu minna wa minkum,
Shiamana wa shiamakum...
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon maaf lahir & bathin

-Luki & Shinta-

Thursday, September 13, 2007

Nonton Yuuk...!!

Sudah beberapa hari ini pesawat TV yang ada di tempat saya tidak menyala. Rusak?? Tentu tidak! Kerusakan bukan pada pesawat TV anda tetapi memang sengaja tidak dinyalakan. Padahal selama ini, pesawat TV itu selalu ikut meramaikan suasana dan teman belajar. Mulai dari film kartun anak-anak, komedi situasi sampe, kuiz sampe program berita juga saya tonton walaupun banyak ga ngertinya. Soalnya bahasa Jepang sih..... (Lha wong emang tinggal di Jepang ya?!)

Yang paling terasa manfaatnya, dan jarang banget saya lewatkan adalah berita cuaca pagi. Soalnya, sebelum beraktivitas perlu banget nongkrongin TV supaya tahu gimana cuaca hari tersebut. Daripada udah capek-capek jemur kasur ternyata siangnya gerimis walaupun paginya lumayan cerah. Atau keluar rumah seharian ga sedia payung ternyata hujan deras, basah kuyup deh. Apalagi untuk musim panas sampe musim gugur, perlu tahu ada badai
typhoon atau ga? Kalo ada typhoon, mending jangan keluar rumah deh. BAHAYA! Nah itulah kenapa perlu nongkrongin berita cuaca.

Sekarang yang aktif meramaikan suasana adalah layar komputer. Sejak dikasih tahu alamat ini jadi nonton siaran TV Indonesia melulu (kalo pas ada di kamar). Apalagi bulan puasa begini, acara TV tanah air juga bertema Ramadhan. Serasa ga di Jepang deh. Bagi teman-teman yang tinggal jauh dari tanah air, silahkan meng-akses alamat tersebut. Walaupun ga semua stasiun TV tapi lumayan lho.... buat ngobatin kangen suasana Indonesia. Nonton yuuk.....!


Eniwei, walaupun perkiraan cuaca online juga ada (akses lewat internet) tapi lebih detil yang diberitain di TV. So, TV cuma buat nonton itu aja.

Thursday, September 06, 2007

Malam Cinta Indonesia 2007

Finally, summer project teman-teman Indonesia bekerja sama dengan Merah Putih Kai (organisasi masyarakat Jepang pecinta Indonesia di Tsukuba) selesai juga. Setelah dipersiapkan sejak pertengahan bulan Juli lalu, Sabtu, 1 September kemarin adalah puncak pelaksanaannya. Terlepas dari kekurangan di sana-sini, teman-teman telah menampilkan pertunjukkan yang memukau untuk masyarakat Tsukuba. Mina san, otsukare sama deshita. Dokumentasi acara tersebut bisa dilihat di sini.

Semoga dengan acara ini, Indonesia lebih dikenal oleh masyarakat Jepang. Bukan hanya Bali saja yang ada di Indonesia melainkan daerah-daerah lainnya yang juga memiliki keindahan dan karakteristik yang khas. Semoga pula, tidak ada lagi yang bingung antara Indonesia dan Indo (India, orang Jepang menyebutnya Indo). Soalnya pas acara yang ini, ada pengunjung yang bertanya "Indonesia itu Indo/India bagian mana? Utara, selatan, timur atau barat kah?" Sebel deh, Indonesia dan India kan jelas-jelas beda! Harapan ke depan, kejadian seperti ini ga terulang lagi.

For the next is Ramadhan project. Waah... kalo ini lebih menjadi private project kali ya ???!! Bila selama berinteraksi di dunia per-blog-an ini ada kesalahan ataupun hal-hal yang membuat teman-teman blogger sakit hati, saya mohon maaf. Ayoo kita songsong Ramadhan yang mulia dengan hati bersih dan penuh semangat! Jaa, ganbarimasu...!!!

Monday, July 23, 2007

Final Book of Harry Potter Series

Kabarnya, tanggal 21 Juli kemarin penggemar Harry Potter (di berbagai belahan dunia) rela antri berjam-jam di depan toko buku untuk mendapatkan seri terakhir novel yang mengantarkan J.K Rowling menjadi penulis terkaya itu.$-)
Bagi yang belum sempat baca cerita lengkap Harry Potter and The Deathly Hallows, seperti saya....:D Hehehehe. Ga ada salahnya coba ngintip ringkasan ceritanya di situs ini. Jangan kaget kalo menemukan kisah yang tak terbayang sebelumnya. Seperti saya:-O, yang cukup kaget dengan background Albus Dumbledore dan rahasia hati Severus Snape.

Enjoy it guys....!

Saturday, July 07, 2007

Seventh of July'07

Berita online akhir-akhir ini banyak mengulas tentang angka 7.:-? Trus angka tersebut dikaitkan dengan keberuntungan sehingga banyak orang yang memanfaatkan moment tanggal 7-7-07. Ada yang menikah dan ada pula yang memanfaatkannya untuk tanggal lahir anak. Media ini memberitakan pernikahan yang membludak pada tanggal 7-7-07. Kalo yang ini memberitakan ibu-ibu hamil yang mengincar kelahiran tanggal 7-7-07 jam 7 untuk bayinya. Media ini juga mengulas berita seperti itu.">

Sepertinya yang paling banyak dimanfaatkan untuk hati pernikahan. Waah... pasti wedding organizer, perias pengantin dan usaha-usaha lain yang berhubungan dengan hal itu termasuk juga pak penghulu, hari ini sibuk banget. Dan tentunya ga sembarang sibuk tapi sibuk yang membawa keberuntungan. :D/

Kalo di Jepang sendiri, tanggal 7 bulan 7 memang setiap tahunnya ada peringatan Tanabata Matsuri. Peringatan itu diadakan tiap tahun, ga hanya tahun ini saja. Cerita Tanabata bisa dibaca di sini.

Tuesday, June 19, 2007

Panggil Saya Shinta

Lama ga posting, sekalinya posting ceritanya paanjaaang.... Semoga cerita ini ga membosankan. Kalo dirasa penat, rehat dulu atau main dulu ke blog lain trus jangan lupa balik ke sini lagi biar ga penasaran sama ending posting ini.
*****
Sebelum menginjakkan kaki di negeri sakura, saya membayangkan bahwa mungkin mayoritas orang Jepang akan menganggap aneh pada busana yang saya kenakan. Kala itu yang terpikir oleh saya, pasti banyak yang heran atau mungkin bertanya tentang busana. Wajar saja karena sedikit sekali orang Jepang (asli) yang muslim. Apalagi saat musim panas, mungkin mereka bakalan terheran-heran melihat cara berpakaian saya yang berbeda 180 derajat dengan orang-orang kebanyakan. Itu pikiran saya sebelumnya tapi setelah benar-benar menginjakkan kaki, tinggal dan bergaul dengan berbagai orang (tidak hanya orang Jepang asli tapi juga dari negara lainnya), ada hal lain yang mereka anggap aneh selain busana.


Yah, ada yang lain. Dan hal itu adalah "nama". Tidak hanya saya, tapi juga nama teman-teman Indonesia lainnya.

Keanehan itu bermula dari pengisian aplikasi mendapatkan eligibility untuk pengurusan visa saya. Sewaktu mengisi form tersebut, suami saya bertanya pada tutor-nya tentang hal-hal yang tidak dimengerti lalu juga minta dikoreksi apa-apa yang sudah diisi. Tutor-nya heran, kenapa nama saya yang diisi di dalam form tersebut tidak mencantumkan nama suami (baca : nama keluarga suami)? Waktu itu suami saya jawab (kalo ga salah), dia menulis nama saya sesuai dengan yang tercantum pada paspor. Tidak tahu juga, apakah tutor merasa jelas atau menganggap wanita Indonesia setelah menikah tidak harus mengikuti nama suami. Yang jelas, tidak ada pertanyaan lebih lanjut.

Berikutnya, sewaktu mendaftarkan diri di city office untuk mendapatkan ID card sebagai orang asing yang tinggal di Tsukuba (Jepang) dan mengurus asuransi kesehatan. Karena status visa saya yang dependent dengan visa suami, jadi harus mencantumkan hubungan antara kita berdua. Ya jelas hubungannya suami-istri dong ya... ?! Petugasnya sempat menatap aneh pada kita berdua waktu mengecek form yang kita isi (pas bagian relation with applicant). Tapi ga bertanya, mungkin maklum karena kita orang asing.

Naah... Pengalaman yang seru terjadi waktu saya mengikuti kelas bahasa Jepang. Mau tahu gimana serunya??? Cerita serunya silahkan dibaca setelah image berikut.


Di setiap level yang saya ikuti, nama selalu menjadi topik diskusi awal kelas. Kebetulan waktu itu hanya saya yang dari Indonesia. Supaya memudahkan, setiap orang yang ada di kelas (termasuk sensei) harus menulis nama dan negara asalnya pada name tag ukuran besar yang diletakkan didepan meja. Nama ditulis dalam huruf katakana dan Latin (Romaji) atau katakana dan kanji (bagi peserta yang negaranya juga menggunakan huruf kanji). Sebagian besar peserta berasal dari China dan Korea Selatan. Nama mereka kalo ditulis tidak sampai memenuhi kertas name tag yang disediakan walaupun sudah ditulis dengan huruf katakana. Misalkan Lou Ming Chen atau Hou En. Singkat kan?! Gimana dengan nama saya?? Kalo nama saya ditulis dengan katakana jadinya panjaaaang dan bikin kertas name tag jadi penuh.

Karena nama saya lain sendiri, sensei pernah tanya nama keluarga saya yang mana? Nama depan atau nama belakang? Formalnya memang nama keluarga yang dipake untuk panggilan atau berkenalan. Saya jawab aja, kalo saya ga pake nama keluarga dan sensei (juga teman-teman) bisa panggil saya Shinta.

Okashii! (Aneh) menurut mereka. Kenapa ga pake nama keluarga dari suami? Suami juga ga pake nama keluarga. Saya jelasin bahwa orang Indonesia banyak yang ga punya nama keluarga. Meskipun ada penduduk daerah/suku tertentu yang memang mewariskan nama keluarganya. Seperti orang Batak, Ambon, Manado dan suku lainnya yang punya dan mewariskan nama keluarga bagi keturunannya. Sekarang mungkin sudah banyak anak-anak yang menyandang nama keluarga (biasanya diambil dari nama belakang ayahnya). Tetapi pemberian nama keluarga (di Indonesia) belum ada peraturan yang mengharuskan. Pake nama keluarga boleh-boleh saja tapi kalau tidak dipake pun tidak masalah. Kayaknya mereka masih menganggap aneh tentang fenomena nama keluarga di Indonesia sehingga bikin mereka ingin tahu lebih jauh.

Sensei bilang, nama keluarga itu juga menandakan siapa nama orang tua (biologis) kita. Kalo tidak ada nama keluarga, gimana orang bisa tahu siapa orang tua kita? Ooo... kalo masalah itu, di Indonesia setiap anak harus punya akte kelahiran. Itu salah satu dokumen penting yang harus dimiliki. Di situ akan tertera siapa orang tua kandungnya.

Masih terheran-heran dengan penjelasan saya, sensei bertanya lagi. Berarti 2 kata itu semuanya nama Shinta san? Ya, semuanya nama saya. Apa mayoritas orang Indonesia namanya terdiri dari 2 kata? Soalnya nama orang Jepang terdiri dari 2 kata, given name and family name. Saya jawab, tidak selalu 2 kata karena banyak juga orang Indonesia yang namanya lebih dari 2 kata. Dan yang hanya satu kata juga ada. Hahh?? Kayaknya sensei dan teman-teman jadi bingung.

Tahu Dewi fujin? Ratna Sari Dewi (janda mendiang presiden Soekarno) di Jepang dipanggil Dewi fujin. Artinya madam Dewi. Suaminya kan presiden Indonesia yang pertama dan namanya Soekarno. Hanya satu kata, tanpa nama keluarga. Yah begitulah nama orang Indonesia.

Trus sensei pengen tahu juga aturan nama teman-teman lainnya. Jadi tambahan pengetahuan juga nih buat saya. Orang China dan Korea juga mewarisi nama keluarga. Hanya saja tidak seperti orang Jepang (dan orang-orang Barat mungkin termasuk juga Afrika), wanita China juga Korea yang sudah menikah tetap membawa nama keluarga sewaktu gadisnya. Jadi tidak mengikuti nama keluarga suami. Nama keluarga suami diwariskan kepada anak-anaknya.

Suami saya pernah bertanya, kenapa saya tidak memakai namanya dibelakang nama saya kalau menulis surat atau apa saja yang perlu mencantumkan nama (selain dokumen resmi)? Yah, saya lebih suka aja memakai nama saya sendiri tanpa embel-embel suami. Demikian juga kalo berkenalan. Ini hanya masalah kesukaan aja kok. Ada lho teman yang kalo berkenalan menyebutkan nama suaminya. Misalkan, kenalkan saya bu Agung. Maksudnya namanya suaminya Agung. Namanya sendiri tidak disebutkan. Kalo saya selalu menyebutkan nama saya sendiri. Kalo ditanya, istrinya siapa ya? Atau, suaminya yang mana ya? Baru deh saya menyebutkan nama suami. Saya bukan bermaksud tidak menghargai suami tetapi ingin orang mengenal saya apa adanya tanpa dikaitkan dengan embel-embel suami. Toh, tanpa embel-embel tetap aja akhirnya saya akan dikaitkan dengan suami. Karena dalam pernikahan suami adalah pakaian istri dan begitu pula sebaliknya.

Jadi teringat cerita salah seorang teman. Kebetulan dia memakai nama belakang ayahnya. Mungkin orang tuanya ingin mewariskan nama keluarga. Tapi setelah menikah timbul konflik batin. Menurut dia, ada perasaan sedih ketika menulis nama dan mengganti nama belakangnya dengan nama suami. Kalo tetap menulis nama ayahnya ntar bisa dikira itu nama suaminya (kalo orang yang tidak kenal). Kalo dihilangkan, kok ya jadi sedih.... Akhirnya dia menyiasati dengan tetap menuliskan inisial nama ayahnya baru diikuti nama suami. Lagi-lagi karena tidak ada aturan khusus tentang penamaan di negara kita.

Hal seperti itu tidak bermasalah bagi kaum lelaki, karena tidak terlalu berpengaruh. Saya sempat berpikir, kalau nanti punya anak perempuan tidak perlu memakai nama belakang ayahnya karena akan berubah ketika dia menikah kelak. Tapi suami saya kira-kira setuju ga ya??

Sunday, June 03, 2007

"Perhatian"

Ketika sibuk menyiapkan bahan presentasi, berjam-jam duduk di depan komputer untuk menghasilkan slide yang eye catching dan menarik, tiba-tiba pundak mendapat pijitan lembut. Pijitan yang meredakan ketegangan, membuat pikiran kembali rilkes. Tangan siapakah yang memberi pijitan itu?? Ah, rupanya tangan sensei.

"Mada ganbatte imasu ka? (masih berusaha ya?)" Tanya beliau.
"Hai."
"Please, try your best!" Beliau berlalu, kembali ke ruangannya.

Nyess.... seperti dahaga yang mendapat siraman air. Seperti mendapat tambahan energi baru untuk melanjutkan aktivitas. Itulah salah satu bentuk perhatian yang ditunjukkan Fukushima sensei (advisor suami saya di kampus).
*****

Siapa sih yang ga butuh perhatian?! Saya rasa semua tentu membutuhkannya. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja sampai manula. Lihatlah betapa cerianya anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan orang-orang yang penuh perhatian. Bahagianya hati kakek-nenek ketika masih ada yang mau dengan sabar mendengar keluh-kesah dan membesarkan hatinya. Seperti kebahagian seorang istri/ibu yang mendapat perhatian dari suami dan anak-anaknya pada suatu moment. Ataupun perhatian dari sahabat-sahabat yang ditengah kesibukkannya masih ingat hari spesial kita.

Lihat juga, apa yang terjadi bila seseorang tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari lingkungannya?! Mungkin sebagian ada yang tetap survive namun tak sedikit yang hidupnya menjadi kacau.

Mungkin kalau dikategorikan, saya cenderung memasukkan "perhatian" ke dalam kategori kebutuhan primer. Kenapa?? Karena hal ini adalah kebutuhan dasar yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Bukan hanya sekedar hidup melainkan hidup yang memiliki makna dan tujuan. Seorang teman juga pernah berkata, perhatian (dari ataupun untuk kita) adalah salah satu bukti eksistensi di dalam lingkungan. Saya pikir, betul juga. Buat yang belum diperhatikan, jangan marah ya.... Berarti perlu usaha lagi supaya dianggap eksis.

Out of above, yang tidak kalah penting adalah perhatian dari Sang Pencipta. Kita semua pasti membutuhkannya agar dapat senantiasa menjalani kehidupan sesuai navigasiNya. Berikan perhatian pada orang-orang di sekeliling kita karena perhatian bikin hidup menjadi lebih hidup.

Inspired by my luvly hubby

Friday, May 18, 2007

Bahasa Tulisan

Berawal dari posting-an cerita akhir pekan pada salah satu milist yang saya ikuti, posting-an tersebut kemudian mendapat kritik "tajam" dari salah satu anggota milist. Kritik pun mendapat respon dari anggota lainnya. Berlanjut dan berlanjut, hingga suasana milist menjadi cukup "panas"X(. Cooling down mulai terasa saat salah satu anggota (yang ikut membela penulis cerita) ingin undur diri dari milist dengan alasan agar tidak terjadi kekacauan yang lebih besar lagi.

Seketika posting-an di milist pun berganti menjadi untaian kata yang menunjukkan empati. Empati buat anggota yang ingin undur diri tadi. Semua menyayangkan keputusan itu dan berusaha mencegahnya. Saya kurang tahu ending masalah ini karena yang bersangkutan sendiri, beberapa hari ini ga muncul di milist.
*****

Berkomunikasi di dunia maya, mungkin sebagian besar kita lakukan dengan bahasa tulisan. Mungkin sesekali ada juga yang berkomunikasi dengan bahasa lisan tetapi tidak sebanyak bahasa tulisan. Apa yang disampaikan melalui tulisan kadang kala bisa menghasilkan beda persepsi antara penulis dan pembaca. Sepanjang perbedaan persepsi tersebut masih bisa diatasi, tentu tidak akan jadi masalah. Namun bila perbedaan itu ditanggapi dengan emosi yang sedang tidak stabil, bisa-bisa jadi berabe....:-? Ujung-ujungnya malah berantem. Kan kacau tuh?!

Itulah kejadian di milist (yang saya ikuti tersebut). Kejadian itu mengingatkan saya, mungkin saja tulisan-tulisan saya (baik yang di-posting di blog ini maupun media lain) pernah menyinggung atau juga membuat blogers yang setia mengunjungi blog ini jadi tak enak hati. Untuk semuanya itu, dari lubuk hati yang paling dalam saya mohon maaf yang sebesar-besarnya@};-@};-. Saya menulis tak ada maksud untuk menyakiti hati orang lain. Saya menulis hanya ingin berbagi info, pengalaman, cerita dan apa yang pernah terbersit di pikiran saya.

Have nice week end guys! For everybody in the homeland, have nice long week end! :x<:-P

Wednesday, May 09, 2007

Moshi-moshi

Pukul 20.30-an, sedang santai sendirian nonton TV.
Kriing..... (suara telepon).

Saya : "Moshi-moshi, Shinta desu...."
Penelepon yang entah di mana : .... hening tanpa suara....
Saya : "Moshi-moshi....."
Penelepon yang entah di mana :... masih tanpa suara....
Saya : :-/
Saya : "Halo... Siapa ya??" PD aja pake bahasa Indonesia.
Penelepon yang entah di mana : "Saya Soni, bla.. bla....."
Ternyata temannya suami saya yang baru datang dari Bandung. Berhubung orang yang dicari belum pulang, saya suruh telepon lagi aja besok.

Besoknya, pukul 9-an.
Suami masih di rumah soalnya mau berangkat abis dhuhur aja, katanya. Sedang asyik baca-baca berita online tiba-tiba...
Diing...! (muncul private message YM buat suami dari Soni). Kebetulan ID YM suami sedang available. Yang punya ID mendatangi, saya pun menyingkir (untuk ngintip dari belakang):D

.....(Obrolan via YM)....
Soni : "tadi malam saya telepon, yang terima Shinta....."
Suami : "Iya...:)"
Soni :"Terima teleponnya pake bahasa Jepang. Meni lancar, fasih deui. Kirain orang Jepang?!"
Suami ::D

...Out of YM...
Saya : "Baru ngomong "moshi-moshi" aja dah dikirain... Hiperbol banget deh ;))"

....Back to YM....
Soni : "Kumaha carana supaya lancar gitu?"
Suami : "Eta mah gampang...... Sering-sering makan makanan Jepang aja."
Soni ::-/
Suami : "Lupakan dulu cireng, batagor, peuyeum. Biar lidahnya jadi fasih :D"
Soni :=))=))

Thursday, May 03, 2007

Golden Week? Dah Lewat Tuh!

Minggu ini waktunya liburan golden week di Jepang. Sebagian besar orang yang tinggal di Jepang (Jepang asli atau tinggal sementara) memanfaatkan liburan ini untuk melancong.

Kalau saya, masa liburan golden week untuk melancong udah lewat:P Soalnya 3 minggu kemarin hampir tiada hari tanpa melancong bersama sang tamu. Ga cuma melancong tapi juga sekalian wisata kuliner nyobain makanan Jepang (tentunya yang "aman" dimakan). Jadi sekarang aji mumpung nih. Mumpung liburan, waktunya untuk puas-puasin jalan-jalan istirahat. Bisa browsing baca-baca artikel yang belum sempat terbaca. Bisa maen (baca : silaturahmi) ke tetangga. Bisa ngerapiin box pakaian soalnya dress code dah berubah nih#:-S Pakaian yang ga diperlukan harus dimuseumkan dulu. Trus, bisa nyobain resep di dapur mungil. Pokoknya bisa ngelakuin aktivitas yang kemarin-kemarin ini sempat diabaikan. Waktu seminggu ini, diupayakan bermanfaat semaksimal mungkin.

Berikut ini sebagian tempat menarik yang sempat kami kunjungi.

Bunga tulip lengkap sama kincir anginnya, di
Kasumigaura General Park (Tsuchiura). Kalau diberi istilah "Holland van Jepun" cocok kali ya?!;;)

Tempat lainnya Kamakura. Ada kemiripan antara Kamakura dan Kyoto, sama-sama banyak
temple dan shrine juga kota bersejarah.

Di Kamakura
ada jalan yang antara lajur kiri dan kanan dipisahkan oleh jajaran pohon sakura. Diantara pohon sakura itu juga ada jalan khusus untuk pejalan kaki. Namanya Dankazura. Uniknya, semakin mendekati shrine... (lupa namanya) lebarnya semakin sempit. Yang jelas, jalan ini pasti cantik banget kalau dikunjungi sewaktu sakura berbunga.

Selain itu ada juga yang namanya Komachi Shopping Town. Banyak penjual makanan yang menyediakan sample, jadi bisa nyicip gatis=P~ Tempat ini hampir mirip jalan Malioboro, Jogja tapi lebih crowded. Jadi ingat jaman di Jogja deh jadinya;)