Tuesday, July 04, 2006

Tanabata Matsuri



Mendekati tanggal 7 Juli, di tempat-tempat umum (hampir di seluruh wilayah Jepang) seperti mal, supermarket, stasiun dan tepi jalan akan ditemui pohon bambu yang dihiasi dengan kertas warna-warni. Ada apakah gerangan??? Tanabata Matsuri yang menjadi jawabannya. Tanabata matsuri atau festival bintang adalah salah satu tradisi Jepang yang berdasarkan pada legenda China.

****

Alkisah dewa langit mempunyai seorang putri cantik yang bernama Orihime (putri penenun) dan dikenal sebagai bintang Vega. Setiap hari Orihime selalu menenun pakaian yang indah untuk ayahnya. Sang dewa pun sangat menyukai pakaian yang dibuat putrinya itu.
Suatu hari dewa melihat Orihime tidak menenun dan tampak sedih. Ternyata Orihime merasa jenuh selalu menenun. Akhirnya sang dewa mencarikannya seorang pemuda sebagai teman. Pemuda itu adalah Kengyuu (bintang Altair), seorang penggembala sapi yang rajin.

Orihime merasa senang sekali dan mereka pun saling jatuh hati. Mereka selalu berusaha untuk bertemu, hingga melalaikan pekerjaannya. Dewa tidak lagi memiliki baju-baju yang bagus untuk dipakai. Dan Kengyuu juga menelantarkan sapi-sapi piaraannya. Dewa mengingatkan tentang pekerjaan mereka, namun mereka tidak mengindahkan peringatan itu.

Melihat keadaan ini, sang dewa menjadi sangat murka. Sebagai hukuman, dewa memaksa mereka tinggal pada masing-masing sisi Ama no gawa (The Milky Way) yang berlawanan agar mereka tidak dapat bertemu satu sama lain.

Dipisahkan dari pujaan hatinya membuat Orihime sedih dan selalu menangis setiap hari. Dewa pun merasa kasihan sehingga ia memberikan harapan. Bila Orihime dan Kengyuu tetap berkerja keras, dewa memperkenankan mereka bertemu satu sama lain sekali setahun. Pada malam ketujuh bulan tujuh (kalender lunar), mereka bisa menyebrangi ama no gawa untuk saling bertemu. Dan bila malam itu hujan, ama no gawa banjir, maka magpies (sejenis burung air) akan membentangkan sayapnya menjadi jembatan temporer bagi Orihime dan Kengyuu.

*****

Berdasarkan legenda tersebut, setiap tanggal 7 Juli orang –orang Jepang merayakannya dengan menggantungkan kertas (disebut tanzaku) berisi pengharapan pada pohon bambu yang diberi hiasan warna-warni. Pohon bambu itu disebut sasa. Tanggal 7 bulan 7 dipercaya sebagai hari keberuntungan. Perayaan tanabata terbesar tiap tahun diadakan di Sendai (Miyagi prefecture) dan untuk regional kanto diadakan di Hiratsuka (Kanagawa prefecture). Bila perayaan berakhir (biasanya sampai Obon matsuri/Festival arwah), sasa dihanyutkan ke sungai untuk menjauhkan mereka dari kesialan.

Mengapa memohon harap hanya pada satu waktu dengan menulis tanzaku dan menggantungnya pada sasa??? Padahal ada tempat yang lebih layak untuk memohon harap. Dia maha melihat dan maha mendengar. Selemah apapun suara hati, Dia pasti akan mengetahuinya. Dan Dia maha tahu apa yang terbaik bagi kita. Hanya padaNya kita memohon harap. (-dari berbagai sumber-)

No comments: