Friday, March 30, 2007

Bus Driver

Siang kemarin, penumpang di dalam bis C-10 yang menuju ke arah Ichinoya penuh sesak. Alhamdulillah, saya masih dapat tempat duduk.#:-S Kalau berdiri, waduh... kaki capek juga. Soalnya bawa barang belanjaan. Di saat penuh penumpang seperti itu, ga mungkin barang saya biarkan di lantai bis. Bisa mengganggu penumpang yang mau keluar, bisa-bisa ntar saya dipelototin orang banyak deh.#-o

Bis terus melaju, melewati halte demi halte dan satu persatu penumpang mulai turun. Di halte depan Hirasuna dormitory, penumpang yang turun banyak banget. Saat bis mulai bergerak lagi, penumpang yang tersisa tinggal saya dan satu penumpang lainnya. Yah, tinggal dua orang. Bis masih terus melaju namun jumlah penumpang tak berubah. Sunyi. Tak ada suara bel yang menandakan ada penumpang yang mau turun. Dan tentunya juga tanpa pengamen. Jadi kangen juga nih, naik bis yang ada pengamennya.:D

Sepertinya, Mr. Driver menyetir sambil melamun. Soalnya dia juga ga memencet bel tanda berubahnya halte. Biasanya setelah melewati halte yang satu, sopir akan memencet bel yang menyuarakan nama halte berikutnya.

Tiba-tiba ...:-O Lho... lho...lho, kok bis belok kanan di pertigaan arah Ichinoya dan Daigaku Chuo? Seharusnya kan lurus aja. Penumpang yang satu, langsung mengangkat tangan dan bertanya "Ga lewat Ichinoya ya??" Wah kalah start nih, soalnya saya juga berkata begitu tapi masih di dalam hati. Belum terucapkan.;)) Mr. Driver pun meminta maaf, dan segera berbalik arah kemudian berbelok menuju Ichinoya. Kayaknya tadi itu memang melamun sampe lupa rute bis yang sedang dikemudikannya. Manusiawi. Hanya Dia yang tak pernah lupa.

Kembali ke laptop topik bus driver. Walaupun penumpang tinggal sedikit, bis-bis di Tsukuba (mungkin di kota lainnya juga begitu kali ya...) tidak begitu saja merubah rute. Kalaupun mau merubah rute, itu dilakukan saat di terminal. Jadi, tidak ada kejadian menurunkan penumpang karena perubahan rute yang mendadak. Waktu di Jogya, bila penumpang tinggal sedikit sering sekali bis yang sedang dinaiki merubah rute. Penumpang yang tersisa dipindah paksa ke bis lain.:( Tapi ya... tetap yang sesuai dengan tujuan penumpang.

Di Bogor juga hampir sama seperti di Jogya. Perbedaannya, di Bogor angkot lebih dominan dibanding bis. Pernah ada kejadian, saya dan suami naik angkot jurusan Sukasari (kalo ga salah angkot no 9) dari Warung Jambu. Waktu itu tujuan kita mau ke toko buku Gra***** (yang satu gedung sama H*ro Baranang Siang). Dari Warung Jambu, penumpangnya lumayan banyak tapi di depan terminal Baranang Siang banyak juga yang turun. Karena melihat penumpangnya berkurang banyak, supir angkot itu tiba-tiba bilang kalo dia mau langsung belok ke arah belakang terminal (jalan Riau) ga jadi ke Sukarasari. Ya udah,:( terpaksa kita (dan semua penumpang yang tersisa tadi) turun di depan terminal dan ga perlu bayar ongkos. Karena toko buku itu ga terlalu jauh dari terminal, jadinya kita jalan kaki aja. Lumayan....;)) naik angkot gratis. Jatah ongkos angkot bisa buat beli teh botol....<:-P

Saturday, March 17, 2007

Hartawan Yang Takut Kaya

Sesampainya di rumah setelah pulang dari pengajian.

Dia : "Tadi, ibu-ibu mbahas apa?":-/ Sambil menyalakan komputer.
Saya :"Bid'ah. Trus disambung contoh kasus dilanjutin ngobrol....:D Emang, bapak-bapak mbahas apaan?"
Dia : "Kisah sahabat, Abdurrahman bin Auf."
Saya :”Gimana ceritanya?"
Dia : ""Salah satu dari 8 orang pemeluk Islam pertama. Bagian dari 10 orang sahabat yang dijamin masuk surga." Jari-jemarinya mulai menari di atas
keyboard.
Saya : "Trus apa lagi??":-/
Dia : "Seorang saudagar sukses, punya harta melimpah tapi takut sama kekayaannya." Jarinya masih menari dan matanya tak lepas menekuni huruf-huruf yang muncul di layar komputer.
Saya : "Aneh. Kenapa dia takut dengan kekayaannya?":-/
Dia : "Sebentar ya.... Eh, daripada diam tolong bikinin teh dulu doong..."
Saya : "....":P
Saya : "Ini... teh-nya. Trus tadi kenapa dia takut?" Masih penasaran:-/
Dia : "
Arigatou...." Mata dan jarinya mulai beranjak dari komputer. "Sok, dibaca sendiri. Udah selesai browsing-nya tuh..."
Saya : "Huu... Kirain mau diceritain langsung, tahunya harus baca sendiri.":-
Dia ::D


*Cerita pengajian yang tertunda.

Friday, March 09, 2007

Arti Nama

“Apalah arti sebuah nama,” Begitu yang diucapkan oleh William Shakespeare. Saya sendiri kurang setuju dengan ungkapan tersebut[-)[-X Pemberian nama (orang, badan usaha ataupun organisasi) tentu membawa misi dan juga harapan (do’a). Tak heran,sebelum seorang anak dilahirkan, para orang tua pun menyiapkan nama yang mempunyai makna tertentu. Dan dalam ajaran Islam, memilihkan nama yang baik untuk anak memang dianjurkan.Tidak hanya orang Indonesia, nama orang Jepang juga memiliki arti. Terutama nama kecil (given name), dicari yang mempunyai arti yang baik. Kalau nama keluarga tentu saja tidak bisa diubah, diturunkan apa adanya.

Contohnya teman saya memberi nama anaknya “Julia”. Selain berarti lahir di bulan Juli juga mempunyai arti dalam bahasa Jepang. “Ju” berasal dari kanji senju (mutiara), “li (ri)” dari furusato (asal, kampung halaman) dan “a” dari ajia (asia). Jadi artinya, mutiara dari asia. Kedua orang tuanya berharap, di (benua) manapun nanti Julia berada dia tetap ingat asalnya dari asiaO:)

Selain mempunyai arti yang baik, nama orang Indonesia juga kadang disesuaikan dengan urutan dalam keluarga. Misalnya Ika, Dwi, Tri… dan seterusnya. Suatu kali, saya memperkenalkan teman yang bernama Ika pada teman Jepang. Awalnya teman Jepang itu menunjukkan respon biasa saja. Tapi saat kami bertemu lagi (tanpa Ika) dia bertanya pada saya, “Ika itu nama yang terkenal di Indonesia?”
“Ya, banyak orang Indonesia yang bernama Ika.”
Ada artinya?” Lanjutnya ingin tahu:-/
“Artinya satu. Biasanya orang yang bernama Ika adalah anak pertama. Selain itu juga ada Dwi dan Tri yang berarti dua dan tiga.”
“Apa tadi, Tori?” Dia bertanya lagi:-/
“Ya, Tri.” Dalam ejaan bahasa Jepang, Tri menjadi Tori.
“Ee… ada Ika trus Tori. Dalam bahasa Jepang itu nama-nama binatang.” Dia menjelaskan sambil tertawa=))

Saya baru mengerti kenapa dia tertarik dengan nama Tri itu. Memang ika berarti cumi-cumi dan tori berarti burung. Tak pelak lagi, saya pun ikut tersenyum menyadari hal itu:D
Ada lagi nama yang terkenal di Indonesia yaitu Ari.” Lanjut saya. Tawanya pun meledak kembali karena ari berarti semut=))

“Kalo di Jepang, Taro nama yang terkenal kan?!” Saya bertanya lagi.
“Betul sekali,” katanya.
“Di Indonesia juga ada Taro.”
“Ee… yang benar?” Dia bertanya dengan ekspresi takjub:-/:-O
“Di Indonesia, Taro itu merk snack yang biasa dikonsumsi anak-anak.”;))
“Oo…kirain nama orang. Soalnya di Jepang itu nama untuk anak laki-laki. Omoshiroi ne (menarik ya?!), kosakata satu bahasa ada juga yang sama dengan bahasa lain walaupun mempunyai arti yang berbeda."*-:)
"Iya ya..." ujar saya mengiyakan. Begitu kesimpulan kami dari obrolan tersebut.

Ngomong-ngomong, snack Taro itu sekarang masih ada ga ya??:D

Thursday, March 01, 2007

PR Tentang Lagu

Kebagian PR dari mama Ryuta nih... Lumayan, bisa dijadiin pengganti "speechless" ;)

Dengerin musik dah jadi bagian hidup saya sejak dulu. Apalagi waktu jadi anak kost, jaman kuliah dulu saya lebih tahu acara musik di radio daripada TV. Kadang sering speechless juga kalo diajak ngomong tentang acara-acara yang ada di TV pada jaman itu. Maksudnya speechless untuk acara TV yang ga ada di radio seperti sinetron atau infotainment. Kalo berita, di radio kan ada juga jadi masih nyambung deh.

Waah... kok ngelantur nih, balik ke PR lagi yuuk....:)

1. Records that change your life.
Yang liriknya punya makna dalaaammm banget dan bisa menyentuh sampai ke dasar hati terdalam (kaya nyelam ke dasar laut aja ya ?! ):D Di antaranya lagu "Bila Waktu Tlah Berakhir"-Opick, "Bunda"-Melly Goeslaw trus juga "You Are Loved"-Josh Groban.

2. Records you've listened more than once.
Yaa.. pasti deh yang enak didengar dan juga lagu yang punya kenangan yang ga mungkin saya lupain. Ehemm....: Trus, lagu yang musiknya akustik.

3. Records that you just don't understand.
Lagu yang liriknya ga punya makna jelas, liriknya asal-asalan dan lagu dalam bahasa asing yang ga ngerti artinya.

4. Records that made you laugh.
Sebelumnya maaf, saya tidak bermaksud merendahkan orang yang suka lagu "Bubuy Bulan". Tapi kalo dengerin liriknya, suka bikin mau ketawa. Bubuy bulan = bubur bulan, panon poe disasate = matahari dibikin sate. Masa bulan mau dibikin bubur? Matahari mau di-sate?! Gimana caranya coba???=)) Sekali lagi maaf... Sebenarnya masih ada lagu lain yang bikin saya mau ketawa, tapi kalo ditulis semua ntar kepanjangan. Trus pertanyaan lainnya ga sempat kejawab deh.

5. Records that made you cry.
Kalo nangis karena dengerin lagu, rasanya belum kejadian tuh. Kalo gara-gara nonton film sedih sih pernah, hehehe... jadi terharu gitu lho:D

6. Records that creeps the hell out of you.
Lagu yang musiknya ngerock banget dan dinyanyiin dengan cara teriak-teriak. Rasanya mo bikin gendang telinga jadi pecahX(

7. Records you wish had never been made.
Yang ga ada unsur keindahannya. Ga enak di-kuping gitu lho maksudnya. Baik musik ataupun liriknya.

8. Records that you've just listened.
"Mimpi" new version-Anggun. Musiknya pake orkestra, keren euy.... Kabarnya (beberapa waktu yang lalu) lagu ini juga sedang rame di-request di radio-radio tanah air lho... (hihihi dah nyampe Jepun, radio-nya masih roaming ke Indonesia);))

9. Records you've been meaning to buy (or steal...).
Lagu-lagu yang saya dan suami sama-sama suka. Paket hemat gituu...;;) Kalo salah satu aja yang suka, mending down load yang gratisan aja. Kalo nyuri, iih..takut!

10. Berikutnya dilempar buat bunda Calya dan Evy.
Ayo... ngerjain PR, I want to know what are your opinions about songs and musics :-?