Sunday, December 22, 2013

Saling Menyayangi

"Cinta orangtua pada anak itu otomatis... Tapi cinta anak kepada orangtua itu tidak otomatis.. Maka harus kita bangun... 

Nggak pengen khan.. Ketika kita tua kemudian kita dibenci anak2 kita... Maunya khan kita disayang dan diperhatikan anak2 kita...

So, investasi kita adalah saat mereka kecil... Sayangi mereka dan mereka akan menyayangi kita saat kita tua nanti. Inshaa Allah.."
(Supriyati -*Forsilam edisi hari ibu*-)

Wednesday, November 27, 2013

Pengamen Jalanan

Sering lihat pengamen jalanan kan?! So pasti. Pengamen hampir selalu ada di setiap tempat. Di dalam kendaraan umum, di persimpangan lampu merah ataupun di beberapa warung makan. Dari yang usia anak-anak sampai orang tua.

Awalnya saya berpikir, orang-orang menjalani profesi sebagai pengamen demi sesuap nasi. Mereka tidak punya keahlian untuk pekerjaan lain sehingga terpaksa mengamen untuk menafkahi hidupnya. Itulah kenapa musik dan lagu yang mereka nyanyikan terkadang tidak terdengar bagus. Alat musik yang mereka gunakan kadang juga sangat sederhana sekali. Ada yang berupa kecrekan dari tutup-tutup botol yang diberi pegangan kayu, atau botol plastik bekas yang diisi (seperti) pasir kaca. Namun ada juga yang menggunakan alat musik sebenarnya seperti gitar, harmonika, suling serta perkusi. Apapun alat musik yang mereka gunakan, sebutannya tetap pengamen.

Sekarang pengamen bukan hanya untuk mecukupi nafkah tapi banyak yang menjadikannya sebagai batu loncatan untuk menjadi penyanyi profesional. Lihat saja ketika audisi pencarian bakat, tak sedikit pengamen yang ikut mendaftar. Walaupun dengan kemampuan yang sangat pas-pasan mereka percaya diri mengikuti audisi tersebut. Mereka berharap walaupun tidak terpilih sebagai finalis, paling tidak wajahnya dan penampilannya ditonton banyak orang sehingga bisa menjadi terkenal (selebritis baru).

Fenomena pengamen jalanan yang menjadi juara ajang pencarian bakat, sedikit banyak memotivasi para pengamen lainnya. Namun sejauh ini saya tidak melihat karier yang cemerlang setelah pengamen itu menjadi juara dan terkenal. Materi yang mereka dapatkan mungkin lebih daripada sebelumnya. Tapi sebagai penyanyi, mereka tidak mempunyai master piece berupa album ataupun lagu single yang disukai dan dikenang banyak orang. Itu mungkin saja karena mereka tidak memiliki bekal yang cukup untuk bersaing menjadi penyanyi profesional.

Monday, November 04, 2013

Mocaf Sebagai Pengganti Terigu

Modified cassava flour (Mocaf), tepung hasil olahan singkong yang diproses dengan memodifikasi sel singkong melalui fermentasi yang melibatkan mikroba (bakteri asam laktat). Tepung ini digunakan sebagai salah satu alternatif pengganti terigu. Sekarang sudah beredar di pasaran, dikenal dengan nama Mocal ataupun Mocaf.

Berbeda dengan tapioka yang bertekstur licin karena prosesnya berupa ekstraksi pati dari umbi singkong, tepung mocaf memiliki tekstur yang lebih mirip terigu. Dan karena aktifitas mikroba pada saat fermentasi, rasa pahit dan aroma khas singkong (yang disebabkan oleh kandungan asam sianida / HCN) pada tepung mocaf dapat dihilangkan.

Seperti halnya kedelai yang mengalami peningkatan nilai gizi setelah difermentasi menjadi tempe, maka begitu pula dengan singkong yang berubah menjadi tepung mocaf. Tepung mocaf memiliki kandungan serat yang tinggi (dibandingkan gandum) sehingga dapat mengurangi penyerapan kolesterol, mengencerkan toksin dan meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek. Karena dihasilkan melalui fermentasi, tepung mocaf juga mempunyai efek prebiotik yang membantu pertumbuhan mikroba di dalam saluran pencernaan sehingga sistem pencernaan menjadi lebih sehat. Untuk karbohidrat, kandungan  mocaf setara dengan tepung terigu/gandum namun bebas gluten.

Gluten adalah jenis protein dari olahan serealia seperti gandum, barley, rye dan oats. Gluten biasanya dihindari oleh penderita diabetes, autis dan celiac disease (penyakit intoleransi terhadap gluten). Pada penderita autis, tubuhnya tidak bisa menghasilkan enzim pencerna gluten. Akibatnya protein ini akan menjadi komponen yang bersifat toksik/racun dan mengganggu fungsi otak, sistem imunitas serta menimbulkan gangguan perilaku. Jadi, mocaf adalah pilihan yang baik untuk makanan bebas gluten bagi penderita penyakit tersebut.

Sumber : Booklet "Mengenal Tepung Mocaf".

Friday, July 26, 2013

Cegah Wasir dengan Makanan Berserat

Beberapa hari yang lalu, penyakit wasir suami saya kambuh. Sudah lama juga penyakit ini tidak kambuh sehingga cukup membuat panik. Menurut suami saya, wasir yang kambuh kali ini terasa berbeda, terasa lebih merepotkan dan parah. Akhirnya kami pun periksa ke dokter umum. Benar saja, dokter mengkonfirmasikan kalau ini adalah wasir grade paling tinggi (parah). Suami saya disarankan untuk secepatnya periksa ke dokter spesialis bedah syaraf. Karena wasir yang seperti ini biasanya diatasi dengan jalan operasi.

Operasi?! Jalan itu adalah upaya yang paling dihindari oleh suami saya. Karena mendengar dari pengalaman banyak orang, operasi tidak menuntaskan wasir. Beberapa orang yang telah menjalani operasi, kembali menderita wasir di titik yang lain. Selain itu di daerah anus (dubur) juga terdapat pembuluh darah yang berhubungan dengan organ kelamin. Operasi wasir dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan reproduksi.

Setelah ngobrol dengan salah satu tetangga yang pernah juga mengidap wasir yang parah, kami diajak berobat ke klinik avasin. Yaitu pengobatan dengan cara melancarkan kerja syaraf, dilakukan oleh dokter yang berpengalaman (avasinolog). Setelah menjalani terapi dan mengkonsumsi obat herbal dari klinik tersebut, suami saya merasa lebih enakan. Tapi memang perubahannya tidak bisa instant.

Selain berobat, kami juga mendapat info dari dokter di situ tentang pencegahan wasir. Yaitu dengan memperbanyak konsumsi makanan berserat serta air putih yang cukup.

Makanan berserat sangat diperlukan untuk mengempukkan tinja sehingga tidak perlu mengedan saat buang air besar. Mengedan akan menekan pembuluh darah di sekitar anus sehingga menyebabkan pembengkakan (wasir). Sumber serat bisa diperoleh dari buah, sayur dan agar-agar. Usahakan bahan tersebut selalu ada saat makan dan dikonsumsi 30 menit-1 jam sebelum makanan utama. Itulah kenapa salada disajikan / dinikmati sebelum makan.

Untuk buah, lebih baik dikonsumsi sebagai buah potong daripada dibuat juice. Karena proses pencernaan buah potong berawal dari campuran dengan enzim-enzim yang tersapat di dalam air ludah. Proses ini dapat lebih melancarkan pencernaan dan penyerapan di dalam usus. Dan untuk kesehatan jangka panjang, hindari mengkonsumsi suplemen serat sintetis seperti V***ta karena sumber serat alami tetaplah yang terbaik.

Semoga bermanfaat.

Tuesday, June 25, 2013

Bersepeda

Pagi ini ada pemandangan yang tidak biasa di depan rumah saya. Di musim liburan sekolah seperti sekarang ini, biasanya beberapa anak tetangga bersepeda bersama-sama sampai melewati depan rumah saya. Pagi ini, tidak hanya anak-anak saja tetapi ada seorang ibu dan putri kecilnya yang membonceng di sepeda. They surprised me!

Pemandangan seperti itu sangat jarang saya lihat di sini. Sewaktu di Jepang, hal itu justru biasa. Para ibu rumah tangga biasanya mengendarai sepeda untuk pergi dalam jarak yang tidak jauh, seperti berbelanja ataupun keperluan lainnya. Dan sering kali (selalu) membawa serta anaknya, bila sang anak belum sekolah atau tidak dititipkan di tempat penitipan anak.

Sepeda untuk membawa anak, biasanya didesain khusus untuk memberi kenyamanan dan keamanan pada pengendaranya. Tempat duduk anak dilengkapi bantalan jok yang empuk, sandaran punggung, pijakan kaki dan seat belt. Terbayang kan kenyamanannya? Sehingga sering kali saya melihat anak-anak yang tidur dengan lelap saat bersepeda bersama ibunya.

Tidak itu saja, di sebagian besar negara maju, jalur bersepeda memang disediakan khusus dan nyaman. Dan bila hendak menyebrang, kendaraan lain akan mengutamakan pejalan kaki dan pengendara sepeda lebih dulu. Pengalaman saya waktu di Tsukuba, akses ke tempat umum seperti sekolah / kampus, perpustakaan, taman kota dan pusat belanja memang lebih mudah dan praktis bila memakai sepeda. Misalkan untuk ke perpustakaan kota, sepeda bisa langsung parkir di samping perpustakaan. Berbeda dengan mobil pribadi yang harus parkir di tempat khusus, lalu dari situ harus berjalan kaki selama kurang lebih sepuluh menit menuju perpustakaan. Kalau di pusat belanja / supermarket berbeda sedikit. Parkir sepeda biasanya disediakan di samping bangunan supermarket atau di sekitar pintu masuk, gratis. Parkir mobil biasanya di basement dan harus bayar, dengan tarif perjam yang lumayan mahal. Seingat saya, dulu tarif parkir di Seibu Tsukuba 650 yen / jam atau setara dengan 65.000 rupiah / jam.

Jadi, pilih bersepeda atau naik mobil?

Kalau di Indonesia, sepertinya masih sangat sulit untuk kemana-mana mengendarai sepeda. Selain tidak ada jalur khusus (baru beberapa kampus yang memiliki jalur khusus sepeda), pengguna kendaraan yang lain kurang menghargai pengendara sepeda. Kalau di jalan ada yang bersepeda, pasti kendaraan bermotor lainnya berlomba membunyikan klakson agar minggir.

Miris tapi itulah kenyataannya.

Tuesday, April 30, 2013

Penyita Waktu

Lama vakum, baru sekarang sempat update blog ini lagi. Rasanya ada sembilan bulan blog ini tanpa update. Kalo diumpamakan wanita hamil, sembilan bulan itu sudah masanya melahirkan. Hehehe...just preface joke.

Mungkin sebagian ada yang bertanya-tanya, kenapa sih jarang banget update cerita belakangan ini? Kalo saya jawab sibuk,  kurang tepat. Soalnya kalo dipaksakan, sebenarnya masih bisa disempatkan buat nulis kok. Apa karena ga ada ide buat tulisan? Waa...ga benar juga. Dengan ngobrol, berinteraksi dan membaca lingkungan sekitar, sebenarnya ada banyak cerita yang ingin saya bagi di blog ini.

Trus apa dong alasannya?
Karena belakangan ini, waktu luang saya cukup tersita dengan obrolan di group smartphone. Ada beberapa group yang saya ikuti. Group keluarga, tetangga, teman masa SMU, teman masa kuliah, teman seperjuangan waktu merantau di Jepang sampai group online shop. Banyak group seperti itu, terbayang kan bagaimana keramaian di smartphone saya?!

Walaupun bukan pengobrol aktif di setiap group, tapi bila muncul notifikasi di layar smartphone, saya jadi penasaran bila tidak membacanya. Terkadang saya hanya ikut menikmati obrolan sebagai partisipan pasif. Hanya berkomentar, 'o begitu ya..' Atau sekedar menyapa, mengucapkan salam ditambah menyebutkan aktivitas yang sedang dilakukan seperti, 'pagi temans, sarapan dulu yuuk...'
Tapi saat topik obrolannya menarik, saya semakin ingin tahu dan tak jarang berbagi info serta cerita juga. Saat seperti inilah yang bisa menyita waktu sehingga tidak sempat update blog.

Berbagi info ataupun cerita melalui group smartphone tentu saja berbeda dengan blog. Group smartphone itu sifatnya segmented dan sering kali ada keterikatan emosional di antara anggotanya. Sehingga tak jarang, obrolannya jadi ajang curhat. Bercerita lewat blog, sifatnya lebih umum dan terbuka (bila setting-nya bisa diakses semua orang), juga tidak selalu ada ikatan emosional antara penulis dan pembaca.

Jadi sekarang pilihannya, kita mau menulis, ngobrol ataupun bercerita itu ditujukan untuk siapa? Yang jelas, berbagi info dan ilmu itu penting, agar orang lain menjadi tahu dan mudah-mudahan bermanfat. Karena banyak memberi manfaat bagi orang lain adalah sifat yang mulia. Seperti semboyan  yang sering ditulis orang, ' Hidup Mulia or Die as Syuhada'.