Thursday, August 24, 2006

Job Opportunity

Seorang kerabat dekat yang baru berusia awal 40-an mengajukan permohonan pensiun dari pekerjaannya. Namun permohonan itu ditolak karena ada satu persyaratan yang belum terpenuhi. Berita itu cukup mengejutkan bagi saya. Setahu saya, beliau sangat bersemangat untuk mengaplikasikan ilmunya dan bercita-cita menjadi seorang ahli dalam bidangnya. Sungguh aneh rasanya bila beliau tiba-tiba ingin keluar dari pekerjaannya. Tanpa menunggu lama, rasa terkejutpun segera terjawab. Beliau merasa sudah lelah bekerja pada orang lain. Sekarang beliau mulai memikirkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
****

Cerita lainnya, tentang seorang teman Jepang (IRT, usia mendekati 40an). Sebelum menikah pernah lama bekerja di suatu kantor, namun memutuskan berhenti sejak menikah. Sekarang beliau ini sudah dikaruniai 2 orang putra yang sudah duduk di sekolah dasar. Saya pernah bertanya, "apa ga pengen kerja kantoran lagi? Kan anak-anak sudah mulai besar." Beliau menggeleng tegas. "Saya sudah puas bekerja kantoran. Sekarang waktu dan pikiran saya sepenuhnya untuk keluarga dan kegiatan sosial." Beliau ingin memberi kesempatan bagi yang muda, fresh graduated dan penuh ide-ide kreatif yang bersaing di dunia kerja.
****

Teman ayah saya (sebut aja Mr. X) beda lagi ceritanya. Menjelang masa pensiun, Mr. X ini mulai membangun jaringan dengan aktivis-aktivis partai politik. Alasannya biar ada jalan untuk menjadi caleg setelah pensiun nanti. Mumpung masih ada waktu sebelum pemilu yang akan datang katanya. Rupanya Mr. X ini berniat menjadi anggota legislatif setelah pensiun dari pekerjaannya. Secara garis besar, beliau masih ingin tetap kerja kantoran walaupun sudah pensiun.
****

Dua cerita pertama, menggambarkan subjek ingin memberikan posisi yang sebelumnya mereka tempati di tempat kerja kepada orang lain. Bahkan pada cerita pertama, subjek berkeinginan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Sebuah keinginan yang mulia. Apalagi mengingat meningkatnya angka pengangguran di tanah air, pemikiran seperti ini dapat menjadi solusi masalah pengangguran. Cerita ketiga, subjek adalah seorang yang mengabdikan hidupnya untuk bekerja, bekerja dan bekerja.

Ketiga cerita itu pada dasarnya tidaklah salah. Kitapun dianjurkan untuk bekerja dan berusaha seolah-olah kita akan hidup seribu tahun. Namun, ada hal lain yang juga perlu kita ingat bahwa hidup di dunia ini cuma sementara. Hidup kita di dunia ibarat musafir yang sedang dalam perjalanan menuju suatu tujuan. Dan dunia hanya sekedar tempat mampir, tempat kita mencari dan mengumpulkan bekal untuk dibawa ke kehidupan yang abadi. Dan sayapun sedang berusaha mengumpulkan bekal itu.
-(Terinspirasi dari bincang-bincang malam di Cibening)-

No comments: