Monday, August 28, 2006

The Painter and Eye

Pernahkah mengamati seorang pelukis wajah yang sedang bekerja? Perhatikanlah bagaimana pelukis tersebut mulai membuat sketsa detil-detil yang ada di wajah objek lukisannya. Mereka mencoba memindahkan secara manual apa yang mereka lihat pada objek ke atas kertas atau kanvas. Dan itu bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Semua itu membutuhkan kemampuan seni yang tinggi.

Saya pernah mengamati seorang pelukis wajah (amatir). Mulai dari sketsa bentuk wajah, rambut, alis, hidung dan bibir tampaknya tidak terlalu susah untuk dikerjakan. Saat mengerjakan bagian-bagian tersebut boleh dikatakan, pelukis itu hampir tidak menggunakan penghapus. Sepertinya yang paling susah adalah membuat mata. Pelukis itu menggunakan penghapus berkali-kali untuk bisa membuat mata yang mirip dengan objek lukisannya. Itulah hasil pengamatan saya.

Dalam hati saya bertanya, "mengapa pelukis itu tampak kesulitan saat membuat mata?"
"Apakah pelukis wajah yang lain juga mengalami kesulitan dalam hal tersebut?"
"Mungkin karena mata adalah jendela jiwa. Mata yang membuat ekspresi pada wajah. Senang ataupun sedih, mata pun ikut berbicara. Dan mata juga yang menjadi jiwa pada lukisan wajah sehingga tampak lebih hidup." Saya mencoba mencari jawaban sendiri.

Bagaimana dengan anda, pernah mengamati pelukis wajah???

No comments: