Tuesday, December 26, 2006
Regularity vs Irregularity
Termasuk juga masalah sampah. Tidak hanya di tempat umum, di rumah pun saya biasakan membuang sampah sesuai dengan peruntukkan jenisnya (burnable/non-burnable garbage, cans & jars, plastic bottles, used paper, etc). Jadwal pengambilan sampah oleh divisi kebersihan kota pun sudah ditentukan. Kita tinggal menyesuaikan, tiap hari apa kita meletakkan burnable/non-burnable garbage dan jenis sampah lainnya di tempat penampungan sampah yang tersedia di sekitar pemukiman kita.
Memang tidak mudah untuk menyesuaikan diri berlaku seperti itu. Sekilas mungkin tampak terlalu strict. Namun semakin lama dijalani, akhirnya saya mulai bisa mengikuti ritme keteraturan di siniApalagi didukung kondisi lingkungan yang kondusif sehingga tidak ada alasan untuk melenceng dari ketidakteraturan.
Namun pernahkah terpikir bahwa gaya hidup yang serba tertib dan teratur itu ternyata menjenuhkan? Bahkan bisa menyebabkan stress
Seorang teman bilang bahwa sensei-nya ceria sekali kalau ada rencana ke Indonesia. Bisa relaks dan santai walaupun sedang dalam perjalanan dinas, katanya. Kenapa bisa begitu ya
Di Indonesia, mau naik taksi atau angkutan umum bisa dimana saja. Tidak harus di halte atau terminal, di tengah jalan juga bisa. Merokok di tempat umum juga boleh. Tidak harus di smoking area. Begitu pula puntung rokoknya bisa dibuang dimana saja. Sambil jalan trus diinjak juga boleh Buang sampah kertas, botol plastik ataupun kaca dalam satu tempat sampah juga tidak apa-apa. Janjian telat sedikit, dimaafkan. Bebas tidak terkekang dan tidak ada yang bilang "dame" kalau berbuat begitu, katanya.
Sebaliknya, beberapa teman mengaku shock saat kembali ke tanah air setelah beberapa tahun tinggal di sini. Cultural shock. Menyesuaikan diri lagi dengan Indonesian style kadang membuat mereka sedikit stress. Mereka merindukan keteraturan.
Punya pengalaman seperti ini? Atau ada yang punya tips/trik menghindari cultural shock? Please, share with me
*Dame : hal yang tidak baik bila dilakukan.
Thursday, December 14, 2006
Kendala Bahasa
Japanese version
Mr. Boss : "Senkyo no kekka wa do?”
Saya : “Ee... nan kekka?”
Mr. Boss : “Aceh no senkyo wo yatteita, ne?!”
Saya : “Aa... Election?!"
Mr. Boss : "So. Kekka wa do?”
Saya : “Daijoubu to omoimasu.”
Versi Indonesia
Mr. Boss : “Hasil pemilihannya gimana?”
Saya : “Ee... Hasil apa?”>?”
Mr. Boss : “Di Aceh ada pemilihan kan?!”
Saya : “Aa... Pemilihan (Pilkada) ya?!.”
Mr. Boss : “Ya, gimana hasilnya?”
Saya : “Saya kira ga ada masalah.”
*****
Berita pilkada di Aceh ternyata diliput media Jepang juga. Sampai-sampai Mr. Boss nanyain. Mungkin karena tahu saya orang Indonesia, makanya beliau nanyain itu. Sebenarnya saya tidak terlalu mengikuti perkembangan hasil pilkada di Aceh. Yang saya tahu bahwa, wakil dari GAM sementara ini memimpin perolehan suara.
Waktu ditanya tentang itu, sebenarnya saya ingin cerita banyak. Pengen bilang bahwa rakyat Aceh banyak yang mendukung wakil dari GAM dibanding parpol lainnya. Saya juga pengen bilang bahwa GAM juga sudah menyatakan tunduk dalam konstitusi NKRI. Tapi saya tidak punya vocabulary japanese yang cukup untuk bercerita seperti itu Akhirnya saya jawab saja, “daijoubu to omoimasu.” Garing ga siih...?!
Ternyata kemampuan bahasa jepang saya sejauh ini masih terbatas pada vocab percakapan sehari-hari. Saya belum bisa mengembangkan percakapan ke arah topik yang lebih serius atau spesifik, seperti contoh di atas.
Bahasa memang sering menjadi kendala dalam komunikasi. Apalagi kalau tinggal di negeri orang yang bahasanya berbeda sekali dengan bahasa kita. Tidak jarang, aktivitas tersendat karena kendala bahasa. Contohnya seorang teman yang sedang sakit, tapi tidak pergi ke rumah sakit. Padahal penyakit kalau dibiarkan bisa tambah parah kan?! Waktu ditanya kenapa, jawabnya “ga bisa ngomongnya.” Waah.... gawat nih!!
So, kesimpulannya harus lebih banyak belajar lagi
Thursday, December 07, 2006
Blogging Type
Your Blogging Type is Kind and Harmonious |
You're an approachable blogger who tends to have many online friends. People new to your blogging circle know they can count on you for support. You tend to mediate fighting and drama. You set a cooperative tone. You have a great eye for design - and your blog tends to be the best looking on the block! |
Saturday, December 02, 2006
Have You got Winter Shock?
“Yatta! Kagi wo mitsuketa. Yokatta!” Langsung aja kuncinya dibuka sambil handle pintunya diputar.
“Wadaoww!!”
Iihh..... Handle pintunya nyetrum! Bikin kaget.
*****
Pernah ngalamin kejadian seperti itu ga?? Seringnya sihh kalo musim dingin atau cuaca dingin. Setiap nyentuh benda yang dari logam, langsung deh nyetrum.... Kayanya tidak terlalu berbahaya sih tapi cukup bikin detak jantung tambah kencang.
Kenapa sih, kok bisa nyetrum???
Belajar fisika lagi yuuk........!
Setiap benda yang ada di sekeliling kita tersusun dari atom. Masih ingat istilah atom kan?! Atau gampangnya, atom adalah partikel terkecil suatu benda. Inti atom punya proton (bermuatan positif), neutron (netral) dan elektron (bermuatan negatif). Proton dan neutron setia sama inti atom, ga mau bergerak pindah dari inti atom. Tapi kalo si-elektron bisa bergerak, meloncat dari satu atom ke atom lainnya. Dari satu benda ke benda lainnya.
Lha trus apa hubungannya ama kesetrum di musim dingin???
Di musim dingin kita tetap bergerak, kan?! Ga kayak beruang kutub atau binatang lainnya yang tidur melulu selama musim dingin. Walopun suhu udara dingin, tetap aja kita berjalan ke sana-sini. Pokoknya ga selalu diam deh. Paling aktivitas yg berhubungan ama yang dingin-dingin terpaksa dikurangi.
Kalo kita berjalan, ada gesekan antara kaki atau sepatu atau sandal dengan lantai. Gesekan itu bikin elektron yang ada di lantai pindah ke tubuh kita. Padahal di tubuh kita sendiri udah ada elektron juga. Jadinya, tubuh kita kelebihan elektron. Kelebihan muatan negatif. Berarti ada muatan listrik (statis) di tubuh kita. Kalo di musim panas, udara cukup lembab sehingga uap air bisa membantu elektron yang kelebihan di tubuh kita bergerak ke benda lainnya dengan cepat. Sebaliknya di musim dingin udara kering ditambah lagi pake pemanas ruangan semakin bikin kering udara. Akibatnya kelebihan muatan negatif di tubuh kita sulit dinetralkan. Waktu kita nyentuh handle pintu, zaaap....! (Handle pintu biasanya kan terbuat dari logam, bisa berfungsi sebagai konduktor). Kesetrum deh. It’s called winter shock.
Selain itu, baju yang kegosok-gosok di kulit kita juga punya listrik statis. Makanya kadang-kadang baju juga nyetrum kalo di musim dingin. Pernah kejadian begitu ga??
Lha trus gimana caranya supaya ga kesetrum??
Karena udara kering sulit menetralkan elektron, walopun musim dingin usahakan udara di sekitar kita tetap lembab. Bisa pake room humidifier atau panasin air di kompor atau di atas heater (biasanya heater minyak tanah) yang sekaligus berfungsi sebagai kompor. Uap air yang mendidih akan melembabkan udara. Jadi elekron yang kelebihan di tubuh kita bisa loncat ke benda lainnya. Selain itu, gunakan selalu lotion pelembab kulit biar kulit ga pecah-pecah dan ga nyetrum kalo nyentuh benda-benda yang bersifat konduktor.