Thursday, December 14, 2006

Kendala Bahasa

Kemarin saya ditanya oleh Mr. Boss.

Japanese version
Mr. Boss : "Senkyo no kekka wa do?”
Saya : “Ee... nan kekka?”:-/
Mr. Boss : “Aceh no senkyo wo yatteita, ne?!”
Saya : “Aa... Election?!"/:)
Mr. Boss : "So. Kekka wa do?”
Saya : “Daijoubu to omoimasu.”

Versi Indonesia
Mr. Boss : “Hasil pemilihannya gimana?”
Saya : “Ee... Hasil apa?”>?”:-/
Mr. Boss : “Di Aceh ada pemilihan kan?!”
Saya : “Aa... Pemilihan (Pilkada) ya?!.”/:)
Mr. Boss : “Ya, gimana hasilnya?”
Saya : “Saya kira ga ada masalah.”
*****

Berita pilkada di Aceh ternyata diliput media Jepang juga. Sampai-sampai Mr. Boss nanyain. Mungkin karena tahu saya orang Indonesia, makanya beliau nanyain itu. Sebenarnya saya tidak terlalu mengikuti perkembangan hasil pilkada di Aceh. Yang saya tahu bahwa, wakil dari GAM sementara ini memimpin perolehan suara.

Waktu ditanya tentang itu, sebenarnya saya ingin cerita banyak. Pengen bilang bahwa rakyat Aceh banyak yang mendukung wakil dari GAM dibanding parpol lainnya. Saya juga pengen bilang bahwa GAM juga sudah menyatakan tunduk dalam konstitusi NKRI. Tapi saya tidak punya vocabulary japanese yang cukup untuk bercerita seperti itu :(( Akhirnya saya jawab saja, “daijoubu to omoimasu.” Garing ga siih...?!:-S

Ternyata kemampuan bahasa jepang saya sejauh ini masih terbatas pada vocab percakapan sehari-hari. Saya belum bisa mengembangkan percakapan ke arah topik yang lebih serius atau spesifik, seperti contoh di atas.

Bahasa memang sering menjadi kendala dalam komunikasi. Apalagi kalau tinggal di negeri orang yang bahasanya berbeda sekali dengan bahasa kita. Tidak jarang, aktivitas tersendat karena kendala bahasa. Contohnya seorang teman yang sedang sakit, tapi tidak pergi ke rumah sakit. Padahal penyakit kalau dibiarkan bisa tambah parah kan?! Waktu ditanya kenapa, jawabnya “ga bisa ngomongnya.” Waah.... gawat nih!!@-)

So, kesimpulannya harus lebih banyak belajar lagi;)


2 comments:

Anonymous said...

emh gimana kalo org jepun-nya yg belajar bahasa Inggris... he he he.

Sita, Bunda-nya Calya said...

Wah, padahal tante Shinta dah pera-pera gitu. Kalo aku yang ditanya kayak gitu paling cuma ahh uhh aja jawabnya, karena sama sekali ga paham apa yg dimaksud. Payah bin gawat ga tuh? hihihihi...