Kalau kita memperhatikan anak-anak (laki-laki) yang suka dengan mobil-mobilan, biasanya jumlah yang mereka memiliki bisa lebih dari satu. Bahkan keponakan laki-laki saya, mempunyai satu keranjang mainan mobil-mobilan dengan berbagai tipe mobil. Dari yang berukuran besar sampai yang kecil. Itu yang masih bisa dikumpulkan, belum termasuk yang hilang. Wajar saja bila dipajang akan memenuhi satu lemari etalase.
Bagaimana kalau bukan mobil-mobilan melainkan mobil beneran? Memang ada sebagian orang yang hobi mengoleksi aneka jenis mobil. Hobi yang terbilang mahal, menurut saya. Tapi kalau sudah berhubungan dengan hobi, kadang-kadang memang tidak bisa sejalan dengan logika.
Suatu waktu saya pernah membaca ulasan tentang kekayaan calon presiden (sebelum pemilu tahun 2004, kalau tidak salah). Salah satu calon capres memiliki dua belas mobil di garasi rumahnya, produksi dari berbagai perusahaan otomotif dan berbagai tipe. Garasi rumahnya melebihi pemandangan show room produsen mobil. Berita yang sedang hangat baru-baru ini, juga terkait dengan koleksi mobil mewah seorang tersangka kasus pembobolan dana nasabah sebuah bank terkenal. Mobil-mobil itu kemudian disita oleh pihak kepolisian, sehingga kantor polisi mendadak menjadi show room mobil mewah.
Seorang tetangga baru di depan rumah saya, agaknya juga mempunyai hobi mengoleksi mobil. Mereka baru tinggal kurang lebih satu bulan. Saya perhatikan mereka punya tiga mobil dengan tipe yang berbeda yaitu, jeep, sedan dan minibus. Garasi rumah yang mereka tempati hanya bisa untuk satu mobil. Trus dua mobil lainnya parkir dimana dong? Kadang di depan rumahnya, kadang di depan rumah orang lain atau dimana yang ada space kosong untuk parkir. Tak jarang, mobil yang parkir di luar garasi tersebut mengganggu kelancaran lalu lintas di komplek perumahan saya. Saya perhatikan, setiap hari hanya satu mobil yang selalu dipakai keluar, dua lainnya tetap parkir. Dan celakanya, bukan hanya satu tetangga yang seperti itu. Tetangga yang agak jauh (beda 5 rumah dari tempat saya), juga memiliki banyak mobil dan memakai salah satu sisi jalan untuk parkir. Ruwet deh!
Sekali lagi, hobi kadang-kadang memang tidak bisa sejalan dengan logika. Kalo menurut saya, kalau hobi mengoleksi mobil ada baiknya menyiapkan lahan atau tempat yang memadai untuk parkir. Entah itu memperluas garasi, mencari lahan kosong atau menyewa lahan parkir. Jangan sampai hobi kita menggangu orang lain. Lebih baik lagi bila memiliki mobil seperlunya saja, daripada punya banyak mobil tapi jarang dipakai, hanya untuk pajangan di jalan umum. Kalo ga, koleksi mobil-mobilan aja dulu :)
1 comment:
Hmmm...repot memang kalo orang punya hobi yang nggak ngukur kemampuan apalagi sampai mengganggu kenyamanan orang lain...Kalo aku hobinya masak-masak aja dech Bunda, lumayan khan bisa nerima pesanan...mau pesan nggak Bunda?!;)
Post a Comment