Pagi ini saya dapat telepon dari Ishikawa san.
Ishikawa : "Udah dengar kabar duka belum?"
Saya : "Kabar duka yang mana? Pak Harto* meninggal?"
Ishikawa : "Iya. Saya baru tahu tadi malam, itupun karena suami yang baca berita. Biasa deh kalo wiken kan jarang nongkrongin internet dan TV."
Ishikawa : "Akhirnya bebas juga beliau dari derita sakitnya ya?! Walaupun ninggalin kesedihan buat keluarganya."
Saya : "Iya ya. Padahal baru-baru ini dikabarkan membaik, mendadak kemarin pagi beliau sangat kritis. Yah, kalo ajal datang ga ada apapun/siapapun yang bisa menolaknya."
Ishikawa : "So nee (iya ya)... Ngomong-ngomong, kalo senggang ayo atuh ke rumah."
Saya : "Wah, dalam rangka apaan nih? ngadain do'a bersama untuk pak Harto ya?"
Ishikawa : "Hahaha... ada-ada aja! Ya maen aja, dah lama kan Shinta ga ke rumah saya."
******
Kematian bisa datang kapan saja, dimana saja, dalam keadaan apa saja. Bisa dalam keadaan sedang sakit ataupun sehat. Dalam keadaan sukses ataupun bangkrut/prestasi menurun. Sekuat dan secanggih apapun usaha preventif yang dilakukan, tidak ada yang bisa menolaknya. Yang bisa disiapkan hanyalah bekal yang cukup agar tetap bahagia dan selamat di kehidupan yang berikutnya.
Harimau mati meninggalkan belang. Gajah mati meninggalkan gading. Manusia mati meninggalkan apa? Sekarang terserah kita, apa yang akan kita tinggalkan buat orang-orang di dunia.
*Semoga beliau diterima amal ibadahnya, diampuni segala dosanya, dilapangkan kuburnya dan mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT.