Wednesday, November 08, 2006

Autumn I'm in Love

“Di antara empat musim di negara beriklim sub tropis (termasuk jepang), musim apa yang paling disukai?”

Pertanyaan di atas pernah diajukan kepada saya. Dan ketika itu saya menjawab, musim semi. Alasannya karena di musim semi pohon-pohon kembali menumbuhkan daunnya dan hampir semua bunga bermekaran. Suhu udara juga tidak ekstrim dingin dan tidak ekstrim panas. Chodo ii... Kata orang Jepang.

Tapi setelah melewati pergantian musim selama beberapa tahun tinggal di Tsukuba, tahun ini pandangan saya sedikit berubah. Sekarang saya tidak hanya menyukai musim semi tetapi juga musim gugur. Lha kok bisa?!

Suhu udara musim gugur relatif sama dengan musim semi. Tapi bukan itu yang bikin saya jatuh cinta dengan musim gugur. Daun pohon yang berubah warna dari hijau menjadi kuning, coklat muda atau merah (dalam bahasa Jepang = Kouyo suru) terutama di penghujung musim. Lalu di bawahnya daun-daun kering yang berguguran tertiup angin menghampar bagaikan permadani. Dan saya sangat menikmati pemandangan itu di musim gugur tahun ini. Entah itu pohon di sepanjang jalan yang saya lewati maupun pohon yang ada di sekitar gedung asrama yang sekarang saya tempati. Indah dan mempesona sehingga membuat saya jatuh cinta. Walaupun ada juga daun yang tetap hijau sepanjang tahun karena tidak terpengaruh dengan panjang hari yang berubah, itu tidak mengurangi keindahan pemandangan di musim gugur.

Cukup mengherankan juga, kenapa saya baru sadar setelah melewati tiga kali musim gugur? Padahal waktu musim gugur pertama, saya sempat melancong ke Kyoto. Di ibukota kerajaan Jepang 1200-an tahun yang lalu itu, daun-daun juga berubah warna. Gunung dan bukit yang mengelilingi kota Kyoto juga terlihat berwarna merah. Indah, begitu kesan saya saat itu. Tapi belum mampu membuat saya jatuh cinta

Apa pepatah jawa “witing tresna jalaran saka kulina” juga berlaku untuk musim? Musim gugur yang sebelumnya saya anggap biasa saja, lama-lama membuat saya suka. Masa sih, karena itu?!

Ataukah karena musim gugur sebelumnya saya masih tinggal di apato. Yang cukup jauh dari taman yang banyak pohon. Saat memandang keluar yang terlihat gedung apato dan mansion lainnya. Sehingga tidak menyadari keindahan musim gugur?
Entahlah, saya tak tahu. Yang jelas, ciptaan-Nya begitu indah. Dia mengatur siklus pergantian musim dengan sempurna. Dia memberikan kenangan indah musim gugur sebelum pohon-pohon menjadi gundul di musim dingin.

The end of autumn’06.


No comments: