Udah baca buku best seller tetralogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan Edensor belum (yang keempat Maryamah Karpov belum terbit)?? Kalo ada yang belum, cepat-cepat cari bukunya trus baca sampai khatam ya! Ga rugi deh membaca buku-buku tersebut. Banyak banget pelajaran yang bisa dipetik dari buku-buku itu. Saya juga termasuk yang terlambat, buku pertama dari tetralogi ini sudah terbit sejak September 2005 dan saya baru membacanya satu bulan yang lalu. Hihihi... maklum rada kuper nih, padahal tahun 2006 kan sempat mudik tapi ga tahu ada buku bagus begini.
Buku tersebut berisi kisah nyata yang dialami sang penulis, Andrea Hirata. Bermula dari setting di pedalaman pulau Belitong sampai ke Eropa dan Afrika. Dari cerita bahagia, sedih, lucu serta yang mengharu biru. Termasuk juga kisah first love yang penuh kenangan. Menurut saya, buku itu hampir seperti biografi penulis yang dikemas dalam bentuk novel.
Coba bayangkan, SD-SMP bersekolah di pedalaman Belitong dengan bangunan sekolah yang hampir roboh, kalau hujan kelasnya bocor dimana-mana. Gurunya kadang digaji kadang nggak. Muridnya ga punya seragam, malah ada yang tidak bersepatu ke sekolah. Duuh... miris deh kalo ngebayanginnya. Tapi jangan tanya bagaimana semangat belajar mereka. Ada yang menempuh jarak 40 km, melewati rawa yang ada buaya. Namun itu tidak mengendurkan semangat untuk sekolah. Waduh sulit deh saya menggambarkan dengan kata-kata tentang semangat anak-anak yang tergabung dalam Laskar Pelangi. Semangat yang luar biasa!!! Semangat untuk meraih mimpi dan cita-citanya.
Seorang pencandu narkoba langsung berniat untuk secepatnya sembuh dari ketergantungannya. Dan seorang dokter gigi yang baru lulus, langsung punya nyali untuk membuka praktek pribadi. Itulah secuil cerita orang-orang yang mendapat inspirasi setelah membaca novel Laskar Pelangi (pernah ditayangkan dalam talk show Kick Andy, kalo mau lihat siarannya ada di Youtube). Ga heran kalau harian Republika menobatkan Andrea Hirata sebagai salah satu tokoh perubahan tahun 2007.
Terlepas dari istilah-istilah asing yang banyak digunakan penulis, yang mungkin kurang dipahami oleh sebagian orang, novel-novel ini strong recommended buat dibaca. Dan walaupun kemasannya novel, menurut saya cocok juga buat bacaan remaja tanggung. Karena pesan moral dan motivasi untuk menggapai mimpi betul-betul menonjol dari ketiga novel tersebut.
"Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya." Itu salah satu pesan moral yang tertulis dalam novel Laskar Pelangi. Dan Andrea Hirata membuktikannya dengan tidak menikmati royalti penjualan bukunya (diperkirakan sudah mencapai Rp. 1 milyar) untuk kepentingan pribadi, tetapi menggunakannya untuk Laskar Pelangi in Action. Sebuah project untuk memajukan pendidikan bagi anak-anak di pulau Belitung. Jangan bayangkan nominal uangnya ya, tapi coba bayangkan pahala yang bisa dibawa buat o-bento di akhirat nanti. Waduh, jadi ngiri deh. Ayoo... semangat, semangat !!!
Ssstt... buruan baca bukunya, sebelum film-nya beredar. Soalnya belum tentu cerita di film sama persis seperti di buku.
*o-bento (Japanese) : bekal makanan.